Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021. Acara ini merupakan perwujudan amanat Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 untuk menciptakan “ruang” interaksi inklusif dalam pemajuan kebudayaan.
Merujuk tema PKN tahun ini yakni ”Cerlang Nusantara, Pandu Masa Depan”, kebudayaan diharapkan semakin berperan menjadi pandu yang melahirkan visi bagi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Tema PKN tahun ini bertujuan menjawab tantangan kehidupan masa kini, khususnya di bidang pemenuhan kebutuhan hidup dasar, seperti sandang, pangan, dan papan.
Menyikapi berbagai fenomena yang terjadi saat ini, Presiden Joko Widodo dalam sambutan pembukaan PKN 2021 menegaskan bahwa banyak hal yang dapat dipelajari dan dirujuk dari ilmu pengetahuan dan kearifan masa lalu karya nenek moyang bangsa. Menurutnya, ilmu pengetahuan dan kearifan masa lalu tersebut mungkin tidak tertulis dalam buku literatur atau artikel ilmiah dalam standar modern kita. Melainkan tertuang dalam bentuk narasi lisan, skrip drama, dan pewayangan serta berbagai kebiasaan-kebiasaan para leluhur.
“Semua itu adalah warisan kebudayaan yang kaya akan kearifan dan ilmu pengetahuan. Warisan kearifan dan ilmu pengetahuan tersebut mungkin tidak terjelaskan secara metodologis modern, justru itulah yang menjadi kewajiban kita untuk meneliti dengan bijak semua warisan kebudayaan tersebut dalam nalar modern, dalam metodologi yang kita kembangkan sendiri,” terangnya, pada Jumat (19/11).
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa keberagaman etnis, adat istiadat, agama, karakter masyarakat, serta setiap tantangan yang dihadapi nenek moyang bangsa Indonesia di masa lampau telah melahirkan solusi dalam menopang keberlangsungan hidup. Solusi tersebut diwujudkan dalam seni dan budaya yang salah satunya adalah melalui jamu dan ilmu pengetahuan lainnya pada zaman itu.
Oleh karena itu, Presiden mengimbau agar masyarakat melestarikan dan melindungi keberagaman hayati termasuk plasma nutfah alam Indonesia. Kekayaan ini bermanfaat untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. “Selain melestarikan dan belajar dari kebudayaan nenek moyang, saya juga minta untuk terus kita memahami alam kita yang sangat kaya dan sekaligus kompleks ini. Jangan tergesa menyimpulkan suatu adat atau suatu kebiasaan masyarakat asli kita itu tidak baik atau buruk, bisa jadi hanya karena kita belum mampu menjelaskannya secara ilmiah,” pesannya.
Sejalan dengan itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa PKN menjadi momentum untuk menyatukan gerak langkah lewat budaya. “Ini adalah waktu terbaik kita merancang bersama tata hidup baru yang lebih berkelanjutan dengan semangat budaya bangsa,” ucapnya.
Menteri Nadiem menyoroti semangat yang tertuang dalam tema PKN 2021. “Cerlang merupakan terang yang membimbing kita menemukan jawaban dari berbagai tantangan. Terang yang menuntun kita ke masa depan. Sekarang tiba saatnya bagi kita untuk mencari pelita, bergerak bersama dalam terang menuju Indonesia tumbuh dan Indonesia tangguh,” jelasnya seraya mengajak masyarakat untuk melangkah bersama mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya.
Kegiatan pra-PKN 2021 diselenggarakan secara daring sejak Juli 2021. Puncaknya dilaksanakan pada 19-26 November 2021. Proses perekaman untuk tayangan Puncak PKN dilakukan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan di beberapa daerah di Indonesia. Untuk diketahui, masyarakat dapat menyaksikan siaran perdana PKN di kanal indonesiana.tv atau dapat mengakses konten lengkapnya melalui pkn.id. Beberapa program PKN yang digelar terdiri dari: 17 kompetisi budaya, 23 lokakarya, 11 sesi simposium, 60 pergelaran, pameran dan 20 sesi konferensi.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid berharap PKN 2021 menjadi wadah pemanfaatan kekayaan potensi budaya setempat dalam upaya memperoleh solusi yang berkelanjutan bagi masalah-masalah dunia hari ini.
“Sudah waktunya Cerlang Nusantara itu menjadi pandu kita bersama menuju masa depan pascapandemi. Kearifan lokal dari segenap warisan budaya kita akan menjadi terang yang membimbing jalannya bangsa Indonesia mencipta kewajaran baru yang tidak sekadar mengulang kewajaran lama,” ucap Hilmar.
Keanekaragaman budaya kata Hilmar, dapat menjadi sarana untuk memecahkan aneka persoalan bangsa dan memberi jaminan keselamatan hidup bagi segenap warga bangsa. Khususnya dalam pemenuhan segi-segi kehidupan yang paling mendasar.
“Keseluruhan khazanah tradisi hari ini adalah buah dari adaptasi, inovasi, dan hibridisasi yang membuat kita sebagai bangsa semakin berketahanan dalam menghadapi aneka tantangan hidup,” jelasnya.
Sekilas PKN 2021
Dirjen Hilmar mengatakan, PKN 2021 adalah sebuah festival yang mengusung misi penting yaitu menjadikan kebudayaan sebagai pandu menuju kenormalan baru. PKN 2021 hadir untuk mengawali perubahan gaya hidup dari segala cara hidup lama untuk menemukan arus kebudayaan dari bawah yang akan membantu melontarkan langkah kita di masa depan guna menemukan cara hidup baru yang berkelanjutan.
Kebudayaan Nusantara kata Hilmar, telah dihasilkan lewat praktik sosial selama ribuan tahun dan terbukti membuat kita bertahan hingga hari ini. “Ke sana, kita perlu menengok untuk mencari jalan keluar dari dilema hari ini,” ungkapnya.
Hilmar Farid optimistis, melalui PKN 2021 dapat menjadi platform bersama untuk menghimpun aneka inisiatif dari bawah untuk mengubah tatanan lama yang harus berganti dengan tatanan hidup baru. “Melalui lokakarya, simposium, konferensi, kompetisi, dan pergelaran yang dihadirkan pada PKN, kita akan mengetahui praktik sosial sehari hari yang terbukti secara turun temurun menghasilkan tata hidup berkelanjutan,” lanjut dia.
Pada perhelatan tahun ini, proses kuratorial dikerjakan secara gotong royong oleh tiga kurator yang sudah lama berkecimpung dalam isu sandang, pangan, papan yakni: Samuel Wattimena, Helianti Hilman, dan Yori Antar. Selain itu, terdapat lebih dari 70 pemerintah daerah yang berpartisipasi aktif menyelenggarakan Pekan Kebudayaan Daerah yang merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan menuju PKN 2021.
Tak ketinggalan, ada 19 negara sahabat dari Kedutaan Besar dan Pusat Kebudayaan Asing di Jakarta yang berpartisipasi dalam ragam budaya Internasional dengan mengirimkan konten video yang merepresentasikan tema PKN dari negara masing-masing. Tidak kurang dari 3.000 pelaku budaya ambil bagian dalam rangkaian kegiatan pendahuluan maupun pada puncak PKN pada 19 – 26 November 2021.
Beberapa musisi papan atas seperti Slank, Titi DJ, Reza Artamevia, Diskoria, Shine of Black, Godbless, Viky Sianipar, dan Voice of Baceprot terlibat di dalam kegiatan ini. Para sutradara seperti Hanung Bramantyo, Riri Riza, Jay Subyakto, dan beberapa nama lain pun ikut berpartisipasi.
Sumber: www.kemdikbud.go.id