Notopuro, menunjuk keadaan lingkungan Sangiran pada suatu periode tertentu dimana kandungan bebatuan pada lapisan tanah, dapat menandai kegiatan geologis beserta perkiraan usianya. Analisa karakter tanah sangat membantu untuk mendapat kerangka waktu bagi temuannya.
Formasi Notopuro mengandung gravel, pasir, lanau, dan lempung. Juga terdapat sisipan lahar, batu pumisan, dan tufa dengan litologi breksi laharik dan batu gamping tufaan yang diakibatkan oleh banyaknya aktivitas vulkanik. Ketebalan lapisan mencapai 47 meter dan terbagi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan lahar atas, lapisan teras, dan lapisan batu pumisan.
Hanya sedikit fauna yang sanggup bertahan pada Formasi Notopuro karena perubahan iklim di masa itu yang menyebabkan tanah Sangiran menjadi kering dan tandus. Hewan yang mampu bertahan di kala itu seperti kerbau, gajah purba, dan badak. Sungai-sungai mengering dari sabana subur berlimpah air, Sangiran beralih menjadi stupa yang gersang dan pepohonan menjelma menjadi semak belukar.
(Wiwit Hermanto, Muhammad Mujibur Rohman)
Selengkapnya silahkan klik disini