Anjungan ini berdiri diatas lapisan tanah yang terbentuk 900.000 tahun lalu. Pada masa ini, sejauh mata memandang hanya rawa dan hutan bakau yang terlihat. Sesekali buaya menyeruak membelah air tenang. Ketika suhu bumi memanas, muka air laut naik menyebabkan rawa-rawa Sangiran menjadi laut dangkal, menyisakan beting-beting daratan agak tinggi.
Selain buaya, hewan yang hidup kala itu seperti kuda sungai (Hippopotamidae), Penyu purba (Chelonidae). Di tengah kehidupan hewan,Manusia purba Homo erectus beraktivitas di sepanjang sungai, mengumpulkan tanaman pangan dan membuat alat batu dari bahan yang tersedia.
Sangiran, 900 – 730 ribu tahun lalu. Kurun waktu ini, rawa dan hutan bakau mendominasi lingkungan Sangiran. Ketika suhu bumi memanas, muka air laut naik menyebabkan rawa-rawa Sangiran menjadi laut dangkal, menyisakan beting atau endapan pasir agak tinggi yang terletak agak jauh dari pantai.
Lingkungan Sangiran kala itu juga dipenuhi padang rumput yang diselingi pepohonan pinus. Fauna-fauna yang menghuni Sangiran saat itu antara lain kuda sungai (Hippopotamidae), Penyu purba (Chelonidae), dan macan purba (Panthera tigris oxygnatha). Manusia purba Homo erectus biasanya beraktivitas di sepanjang sungai. Mereka mengumpulkan tanaman pangan dan membuat alat batu dari bahan yang tersedia. Kadangkala manusia purba juga belajar dari alam untuk berburu dan menangkap hewan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada akhir kala Plestosen Tengah, proses pengangkatan daratan dan material erupsi gunung api purba yang mengisi dan menimbun laut dangkal bersama-sama mengubah Sangiran menjadi pantai dan daratan. Jejak perubahan lingkungan ini terlihat dalam lapisan Grenzbank yang ada di Sangiran. Dengan diendapkannya grenzbank tersebut, menandai perubahan lingkungan pengendapan yaitu dari lingkungan rawa menjadi lingkungan darat. Sejak saat itulah lingkungan laut telah hilang dari Sangiran untuk selama-lamanya. (Wiwit Hermanto, Muhammad Mujibur Rohman)
Selengkapnya silahkan klik disini