Seperti layaknya sekarang, dari Bumi yang dulu dan yang sekarang tentunya memiliki banyak sekali perubahan yang terjadi sehingga menimbulkan perbedaan yang sangat jelas. Tetapi perbedaan atau perubahan yang terjadi baru dapat dilihat dan dirasakan ketika waktu sudah berlalu dengan sangat lama. Indonesia pun juga demikian mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dari awal terbentuknya pulau-pulau di Indonesia, lingkungan Indonesia juga berubah-rubah, dan sampai kepada manusia purba pertama yang datang ke Indonesia.
Sebelum seperti sekarang, struktur tanah Indonesia juga berubah-rubah sehingga menghasilkan lapisan-lapisan tanah yang terbentuk dari masa lalu. Sama seperti Indonesia, di daerah Sangiran sudah banyak mengalami perubahan-perubahan. Semuanya bermula pada struktur tanahnya. Pada saat ini, Sangiran berada di atas tanah yang memiliki lima lapisan dan lapisan yang saat ini paling atas bernama Fondasi Notopuro.
Lapisan yang paling bawah bernama Fondasi Kalibeng. Pada fondasi ini terdapat cangkang-cangkang kerang dikarenakan pada lapisan ini merupakan lapisan bawah laut yang menunjukkan bahwa dulunya daerah Sangiran adalah daerah perairan dan tersusun atas lempung yang bernama lempung biru. Lapisan kedua yaitu Fondasi Pucangan yaitu ketika Sangiran sudah berubah menjadi rawa-rawa dan sudah ada Homo erectus yang tinggal saat itu. Fondasi Grenzbank merupakan lapisan ketiga yang awal mula daerah Sangiran sudah berubah menjadi daratan yang tersusun dari batuan gamping dan juga kerikil. Lapisan keempat yaitu Fondasi Kabuh. Pada tulisan ini akan dijelaskan lebih khusus mengenai Fondasi Kabuh. Selanjutnya lapisan yang terakhir adalah Fondasi Notopuro. Lapisan ini terbentuk dari material pasir dan bahan andesit yang berukuran bongkahan dan kerikil. Pada lapisan ini sudah ditemukan fosil hewan vertebrata tetapi kehadiran Homo erectus sudah tidak terlihat lagi
Fondasi Kabuh terjadi pada 730-250 ribu tahun yang lalu di tanah Sangiran dan menjadi lapisan kedua teratas sebelum Fondasi Notopuro. Pada Fondasi Kabuh ini yang merubah daerah Sangiran sepenuhnya tertutup dengan batuan sehingga menjadi daratan. Terbentuknya menjadi daratan sepenuhnya karena sekitar tahun 700 ribu tahun lalu antara Gunung Lawu dan Gunung Merapi Purba sedang aktif-aktifnya. Sangiran berupa cekungan yang berdinding pegunungan kapur dan gunung api tua dan terendam oleh laut dangkal dari lapisan sebelumnya yaitu Fondasi Grenzbank yang berupa rawa-rawa. Ketika kedua gunung tersebut sangat aktif dan akhirnya meletus mengeluarkan material-material bumi yang akhirnya menutupi daerah Sangiran yang berupa cekungan itu. Sangiran ditutupi oleh material pasir dan juga bebatuan. Material pasir akan menjadi endapan ketika terbawa oleh air sungai sehingga mengendap didasar sungai. Tetapi endapan tersebut ketika terkena aliran air selanjutnya akan terkikis kembali jadi strukturnya tidak kuat.
Letusan gunung api membuat wilayah Sangiran menjadi beriklim tropis yang lumayan lembab dan menjadi lingkungan sabana hijau yang dinamis. Ditumbuhi oleh banyak pohon-pohon besar dan rerumputan, terdapat aliran sungai, dan terdapat hewan herbivora pastinya. Selain itu juga letusan gunung api membuat sedimen pasir dengan struktur silang siur. Dimaksud silang siur yaitu pelapisan tanah yang terdapat arahnya yang bisa dikarenakan angin atau air. Bentuknya berlapis-lapis dengan bentuk yang searah dan sama.
Pada saat Sangiran berada pada Fondasi Kabuh , pada saat itu Sangiran memasuki masa keemasannya. Dikatakan keemasan karena pada fondasi itu kehidupan makhluk hidup sudah sangat berkembang (maju) dibanding dengan fondasi sebelumnya. Maka dari itu pada zaman sekarang banyak ditemukan fosil pada Fondasi Kabuh. Pada formasi itu sudah ditemukan berbagai macam makhluk hidup.
Sudah terdapat banyak sungai-sungai baik yang berukuran besar ataupun kecil. Sudah lebih banyak jumlah dan variasi dari fauna dan floranya. Terdapat fosil-fosil hewan vertebrata dan moluska air payau. Hewan vertebrata yang bisa ditemukan pada masa itu yaitu Bovidae, Suidae , Cervidae, dan Crocodylidae. Serta moluska air payau yang ada yaitu Astartea, Melania, dan Corbicula. Ditemukan juga cetakkan daun pada Fondasi Kabuh.
Terlebih lagi yaitu penemuan fosil manusia purba pada lapisan Kabuh. Menunjukkan bahwa kehidupan sudah jauh berkembang. Ditemukan fosil manusia purba yaitu Homo erectus progresif. Manusia purba ini sudah sangat berkembang kemampuannya dari pada yang terdahulu. Volume otaknya lebih besar dari pada yang sebelumnya yaitu 1000 cc. Homo erectus yang sebelumnya yaitu tipe Arkaik dan Tipik. Lewat perkembangan itu sendiri tentunya mempengaruhi bagaimana cara manusia purba itu hidup. Dengan membuat makanannya sendiri, membuat alat-alat bantu yang jauh lebih halus,dll. (Stella Firsta Kirana/Mahasiswa Teknologi Pangan/FKIK UKSW)
Daftar pusaka : pengalaman pribadi perjalanan ke Museum Sangiran.