Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kab. Grobogan menjadi perhatian publik lewat berbagai media massa beberapa waktu lalu karena potensi arkeologi yang dimilikinya. Berita penyerahan fosil tengkorak kerbau oleh Kepala Desa Banjarejo kepada Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo, menjadi titik awal Desa Banjarejo dikenal publik. Pada tanggal 17 September 2015, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP Sangiran) melakukan peninjauan lokasi penemuan fosil tengkorak kerbau dan hasil peninjauan disekitar penemuan masih banyak terdapat fosil di daerah Sungai Lusi. Informasi masyarakat beberapa tahun sebelumnya telah menemukan fragmen fosil tulang kaki kerbau, fragmen gading gajah, dan fragmen gigi gajah.
Berdasarkan hal tersebut BPSMP Sangiran melakukan kajian mengenai potensi, pendataan dan konservasi fosil yang selama ini telah ditemukan warga. Kegiatan kajian dilakukan pada tanggal 15 hingga 26 Maret 2016 yang difokuskan di Desa Banjarejo. Dari 7 dusun yang ada di Desa Banjarejo, tim telah berhasil melakukan survei potensi di beberapa dusun, antara lain di Dusun Nganggil, Dusun Barak, Dusun Ngrunut, Dusun Kuwojo, dan Dusun Peting. Tim melakukan pembuatan lubang uji (test pit) di Bukit Dermo, Dusun Nganggil untuk mengetahui konteks stratigrafi temuan fosil. Hasil kajian sementara mengenai fosil dan potensinya di Desa Banjarejo antara lain:
- Fosil temuan masyarakat (koleksi Kepala Desa Banjarejo) secara taksonomi menunjukkan adanya beberapa jenis binatang, antara lain jenis rusa, gajah, banteng, hiu, buaya, kerbau, kuda nil, dan moluska;
- Lima dusun di Desa Banjarejo, berdasarkan lapisan tanahnya, berpotensi mengandung fosil;
- Lingkungan purba di daerah Banjarejo menunjukkan karakter laut, laut dangkal, dan rawa-rawa dekat dengan laut terbuka;
- Usia relatif fosil binatang di Desa Banjarejo sekitar plio-plestosen atau 2 – 1 juta tahun yang lalu. (Seksi Pengembangan)
