Alat tulang merupakan salah satu koleksi yang dipamerkan di Museum Manusia Purba Sangiran. Koleksi alat tulang adalah koleksi menarik yang merupakan salah satu bukti budaya ciptaan Homo erectus. Koleksi alat tulang Sangiran berasal dari temuan masyarakat yang kemudian diserahkan ke museum dan berasal dari hasil penelitian.
Menariknya dari alat tulang sebagai bagian dari koleksi yang dipamerkan di museum adalah perlunya informasi bagi pengunjung. Hal ini menjadi bahan kajian dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran pada tahun 2022 ini. Kegiatan ini mulai dilakukan oleh Tim Kajian Alat Tulang dengan anggota yang memiliki kelebihan masing-masing sehingga dapat saling melengkapi.
Bagian dari upaya tim ini mengumpulkan data dengan mendatangi berbagai lokasi yang menjadi lokasi temuan alat tulang yang memang merupakan artefak yang tidak banyak ditemukan. Untuk mengumpulkan data dan informasi ini, melalui beberapa lokasi, yaitu di Sangiran, Yogyakarta, Bringin, dan Sambungmacan. Pada tanggal 30 Maret hingga 1 April 2022 dilakukan kegiatan pengumpulan data di Yogyakarta oleh tim.
Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan Tim Kajian Alat Tulang menyasar Yogyakarta untuk mendapatkan data primer dari wawancara dengan para ahli. Wawancara ini untuk mengumpulkan data dalam upaya untuk mengetahui nilai penting dari alat tulang secara arkeologis dan juga ingin mengetahui apakah alat tulang layak untuk menjadi koleksi yang dipamerkan di Museum Manusia Purba Sangiran.
Untuk mengetahui jawaban tersebut, Tim Kajian Alat Tulang menggunakan Metode Signifikansi 2.0, sebuah metode yang digunakan untuk menggali berbagai informasi dari sebuah koleksi. Dengan penggalian informasi dari sebuah koleksi, dapat untuk memberi pemahaman dan penggambaran pada sebuah koleksi, apakah layak dipamerkan atau tidak. Metode ini merupakan sebuah proses kajian pemaknaan yang dapat membantu menilai dan menentukan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan pengelolaan koleksi.
Metode Signifikansi 2.0 ini pernah digunakan sebelumnya oleh BPSMP Sangiran mengkaji koleksi fosil Panthera tigris yang terdiri dari 3 buah spesimen berupa tengkorak, gigi taring, dan tulang paha untuk menggali nilai pentingnya. Dengan metode ini, tim berhasil menganalisa dengan berbagai kriteria.
Diharap dengan Metode Signifikansi 2.0, didapat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan informasi koleksi dapat memberi informasi bagi masyarakat. Metode ilmiah dengan muara informasi bagi pengunjung museum dan juga dapat sebagai dasar penelitian selanjutnya. (Wiwit Hermanto)