Sangiran menarik bukan saja bagi para peneliti tetapi juga masyarakat yang menimba pengetahuan tentang kehidupan masa lampau. Pengetahuan tersebut menjadi sebuah hiburan bagi masyarakat yang berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran yang ada di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen. Sebuah museum yang menyuguhkan pengetahuan sekaligus wisata. Selain masyarakat, ternyata juga menarik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyempatkan berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran. Jokowi tiba di Museum Manusia Purba Sangiran pada hari Rabu, 19 Juni 2024 pukul 10.40 WIB.
Kunjungan Jokowi ini merupakan rangkaian kunjungan kerja dengan didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Pj Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana, Bupati Sragen Untung Yuni Sukowati, Kapolda dan Pangdam IV Diponegoro. Kehadiran Jokowi juga disambut Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati beserta Kapolres dan Dandim setempat. Setibanya di Sangiran, Jokowi kemudian masuk ke Joglo Edukasi Museum Manusia Purba Sangiran.
Jokowi melakukan pertemuan tertutup kemudian keluar bersama rombongan. Jokowi menyempatkan diri untuk menyapa dan menyalami warga yang sudah menunggu sejak pagi. Mantan Wali Kota Solo itu juga sempat berjalan menemui warga dengan membagikan kaus dan bantuan presiden berupa sembako.
Warga dengan tertib dan teratur berusaha untuk mendekati Jokowi yang menyempatkan diri berkunjung ke Sangiran. “Senang dapat melihat presiden secara langsung”, seru beberapa warga yang sejak pagi menanti kehadiran Jokowi.
Warga yang mendapat bantuan berupa sembako merasa sangat bahagia, “Senang sekali”, seru seorang warga. Sebuah pengalaman berharga yang mungkin akan sulit terulang kembali. Seakan bercerita betapa sulitnya menjaga dan melestarikan Situs Sangiran yang sudah menjadi warisan budaya dunia sejak tahun 1996. Sebuah situs yang didiami sekitar 100.000 orang yang membawa berbagai warna bagi keberadaan Situs Sangiran yang menceritakan kisah manusia purba berjenis Homo erectus beserta budaya yang berhasil diciptakan guna berburu berbagai hewan purba yang ada disekitar mereka. Kisah ini terekam melalui lapisan tanah yang ada di Situs Sangiran yang perlu terus dijaga kelestariannya sebagai warisan bagi generasi yang akan datang. (Wiwit Hermanto)