INILAH HASIL ANALISIS TERHADAP 5 TEMUAN SISWANTO

0
1690

Analisis fosil temuan dilakukan terhadap 5 jenis temuan yang diserahkan oleh Siswanto, seorang penemu fosil yang berkontribusi aktif menyerahkan fosil temuannya kepada BPSMP Sangiran selama ini. Analisis ini dilakukan pada akhir Januari oleh salah seorang arkeolog BPSMP Sangiran, Ilham Abdulah. Temuan-temuan yang telah diinventaris dan diregistrasi tersebut adalah tiga buah tulang binatang dan dua buah artefak batu. Hasil analisis adalah sebagai berikut:
1. Reg. 1066. Inv. 1863/BOV/BPSMP/2014
Fragmen metatarsal Bovidae. Panjang max 186,44 mm, lebar max 58,33 mm, tebal max 32,94 mm. Pecahan tulang ini memperlihatkan bagian diaphisis dan distal. Terdapat jejak pangkasan sepanjang 62,17 mm pada bagian diaphisis tulang (distal tulang) di sisi lateral kanan, jejak tersebut dihasilkan melalui sebuah pangkasan langsung secara miring dari arah distal tulang yang menghasilkan sudut kemiringan sebesar 300. Pemangkasan itu terjadi pada saat tulang masih segar. Bulbus (bulbar scar) dan alur pukul (ripples) tidak nampak, karena kondisi tulang sangat rounded. hal itu menyulitkan untuk melihat apakah ada pengerjaan lebih lanjut misalnya penggosakan dan menyulitkan untuk melihat jejak pemakaian.
Berdasarkan bentuk pecahan yang melebar di bagian tengah dan sudut kemiringan yang relatif datar, maka tulang ini kami sebut sebagai spatula. Bahan baku alat tulang yang terbuat dari fragmen metatarsal Bovidae belum pernah dipublikasikan, jadi ini adalah yang pertama dari Situs Sangiran.
2. Reg. 1051. Inv. 1865/BOV/BPSMP/2014
Fragmen proximal radius dextra bovidae. Selain pecahan yang diakibatkan oleh alam akibat pelapukan (weathering) tulang ini juga memperlihatkan bekas pemecahan oleh menusia purba. Sebuah titik pukul pada bagian ujung distal di sisi lateral kanan memberikan informasi bahwa tulang ini dibagi menjadi dua melalui teknik pecah yaitu memukul tulang menggunakan benda keras dengan arah vertikal. Setelah terbagi dua, bagian tulang ini dipangkas pada bagian dorsal dan ventralnya yang menghasilkan bentuk tajaman berupa lancipan. Sudut kemiringan pangkasan sebesar 450. Setidaknya terdapat dua titik pukul sekunder dan bekas pangkasannya yang memperlihatkan pembentukan ulang tajaman atau Terdapat cacat berupa pecahan memanjang yang berlawanan arah dengan tajaman pada sisi dorsal alat.
Penggunaan radius bovidae telah dilakukan oleh Homo erectus di Situs Sangiran. Komponen yang digunakan adalah fragmen distal radius Bovidae.
3. Reg. 1052
Fragmen distal scapula Elephantidae. Tidak terdapat jejak pembuatan pada tulang ini, pecahan terjadi karena faktor alam. Faktor alam itu dapat berupa abrasi dan proses pengelupasan (weathering) yang diakibatkan oleh angin, air, kelembaban, panas, kering, dingin, basah dan .
Permukaan tulang terlihat kasar dan lapuk, kulit tulang mengalami pengelupasan. Terdapat bagian kulit tulang, bagian kulit tersebut telah mengalami proses keausan pada tingkat menengah. Pada permukaan tulang tulang terlihat retakan atau pecahan dangkal dan dalam membujur di beberapa tempat, potongan tulang yang terlihat berserabut. Pengelupasan dan kerusakan pada tulang ini terjadi setapah demi setahap.
4. Dua buah batu
Tidak memperlihatkan bekas pemangkasan dan bekas pemakaian, jadi kedua batu tersebut bukan alat batu dan batu inti. Kedua batu ini adalah batu lempung kersikan. Berdasarkan referensi, batu lempung kersikan merupakan salah satu bahan pembuatan alat batu oleh Homo erectus di Jawa seperti di Situs Sambungmacan.