Homo erectus

0
3147

Berjalan dengan dua kaki, bipedal, adalah satu hasil nyata dari proses evolusi. Sikap  ini membedakan manusia dengan kera dan monyet, sampai pada jenjang yang paling dekat pertaliannya dengan manusia seperti, simpanse, orang utan, atau gorila Mereka memang dapat bergerak dengan kedua kaki, namun hanya di lakukan dalam waktu yang singkat karena otot-ototnya tidak cukup berkembang untuk keseimbangan tulang pinggul pada saat melangkahkan kaki-kakinya.

Hal ini ditunjukkan dengan temuan rangka berusia 4 juta tahun, Australophitecus afarensis. Temuan tengkorak, rahang bawah, tulang tangan dan kaki, tulang belakang, tulang rusuk dan tulang pinggul menunjukkan bahwa pada Australophitecus afarensis sikap berjalan tegak telah ditemukan. Lubang foramen magnum pada dasar tengkorak telah berada lebih ke  tengah, tegak lurus dengan struktur tulang belakang yang di topang oleh tulang pinggul dan khaki langsung berada di bawah pantat. Temuan fosil sejenis dalam kelompok Australophitecus afarensis adalah A. africanus, A. robustus, A. bosei.

Pada lapisan berusia sekitar 2 juta tahun di Lembah Olduvai, ditemukan fosil hominid yang cukup sulit diklasifikasikan. Berbagai ciri fisik sangat berbeda dengan Australopithecus. Pada lapisan yang sama ditemukan himpunan perkakas batu sederhana. Temuan ini dinamakan Homo habilis, Manusia Tangkas, merupakan spesies pertama dari genus Homo, penerus dari  Australophitecus. Dalam garis evolusi Homo habilis adalah keturunan dari A. africanus dan menjadi pendahulu Homo erectus. Homo erectus adalah spesise yang hidup sebelum manusia modern, spesies yang hidup hingga saat ini. Jika dua jenis manusia sebelumnya hanya mendiami Afrika, Homo erectus telah mengokupasi daerah di luar Afrika. Jejak-jejak Homo erectus dapat ditemukan di Afrika, Asia, dan Eropa. Kemampuan mereka beradaptasi dengan iklim plestosen di berbagai daerah sangat bagus. Di Asia Tenggara, dalam hal ini Pulau Jawa, specimen-spesemen Homo erectus  ditemukan diberbagai situs seperti Kedungbrubus, Trinil, Perning, Sangiran, Ngandong, Sambngmacan, Ngawi, Patiayam, dan Semedo. Di situs-situs ini Homo erectus hidup dan berevolusidalam kurun waktu lebih dari 1 juta tahun.

Situs Sangiran yang ditemukan oleh G.H.R. von Koenigswald merupakan situs Homo erectus paling dominan di dunia. Sekitar 70 individu fosil Homo erectus ditemukan di Situs Sangiran, dan mewakili 50 % populasi Homo erectus di dunia. Sumber: Museum Manusia Purba Klaster Bukuran