Proses evolusi manusia yang sangat panjang di dunia ini tidak lepas dari lahan seluas 56 km2 yang dikenal dengan nama Sangiran. Sangiran merupakan tempat dimana setiap orang bisa mendapatkan informasi mengenai proses asal-mula manusia dan lingkungannya. Tempat ini terletak di Kabubaten Sragen, Jawa Tengah. Sangiran sendiri sudah diakui oleh UNESCO sejak tahun 1996 menjadi situs warisan budaya.
2,4 juta tahun yang lalu sangiran merupakan sebuah lautan yang dalam yang ditandai dengan lapisan lempung biru formasi kalibeng. Fakta yang ada, yaitu ditemukannya fosil hewan-hewan laut seperti hiu, penyu, ikan pari, molusca, dan kerang mutiara. Namun, karena keadaan bumi yang tidak stabil saat itu menyebabkan terjadinya perubahan tatanan di Sangiran. Perubahan tersebut dipengaruhi karena adanya tenaga endogen seperti gempa tektoknik, aktivitas vulkanik serta proses patahan.
Rawa-rawa ini ditandai dengan tanah yang berwarna hitam formasi pucangan terjadi pada masa plistosen bawah. Formasi ini merupakan formasi atau lapisan tanah paling bawah yang ada di Sangiran. Museum Sangiran sendiri berdiri pada formasi pucangan, karena dianggap lapisan ini memiliki tingkat kestabilan yang tinggi dan tidak mengalami perubahan. Ciri khas dari lapisan ini tersusun dari material lempung hitam hingga abu-abu dengan lapisan pasir tipis yang halus. Kandungan mineral organik yang ada pada lapisan pucangan diasumsikan bahwa lapisan ini terbentuk dari lingkungan rawa dan hutan bakau.Sekitar 1,7 juta tahun yang lalu terdapat aktivitas vulkanik yang merubah Sangiran menjadi rawa-rawa akibat dari mengendapannya abu vulkanik gunung lawu purba atau gunung merapi. Diikuti dengan gempa tektoknik yang mengangkat dasar laut menjadi semakin ke atas hingga merubah dasar lautan. Formasi pucangan sudah merusak hutan bakau yang mengubah dasar laut menjadi laut dangkal atau rawa-rawa.
Fosil fauna yang ditemukan pada lapisan ini merupakan hewan vertebrata (bertulang belakang) seperti buaya sungai, kuda air, kepiting, dan labi-labi. Selain itu pada lapisan pucangan juga ditemukan fosil manusia purba homo erectus arcaic. Manusia purba ini memiliki ciri-ciri, yaitu tempurung otak tebal, volume otak kecil, serta memiliki tulang rahang yang kekar dan gigi geliginya besar. Homo erectus arcaic ini merupakan manusia awal yang menghuni pulau Jawa.
Setelah lapisan pucangan di atasnya terdapat lapisan grezbank, kabuh dan notopuro. Setiap lapisan memiliki ciri khas masing-masing yang menjadi penanda. Lapisan grezbank merupakan lapisan antara lapisan pucangan dan lapisan kabuh. Lapisan kabuh berumur 700 ribu – 250 ribu tahun. Dan lapisan yang paling atas, yaitu lapisan notopuro yang terdiri dari material pasir dan batuan andesit. Lapisan ini sudah menjadi dataran yang sempurna. (Alfianti Ajeng Pratiwi/Mahasiswa Teknologi Pangan-FKIK UKSW)
Daftar Pustaka
Iwan SB dan Duwiningsih, 2016. Langkah-langkah Kemanusiaan. Balai Pelestarian Manusia Purba Sangiran, Sragen.
Lestari, Pipit Puji dkk. 2014. Fauna Sangiran Selama 2,4 Juta Tahun Terakhir. Balai Pelestarian Manusia Purba Sangiran, Sragen.
Dhanang, Dhave. 2017. Pablengan Mata Air Asin Berumur 2,4 Juta Tahun. Alvailable from URL: http://www.dhave.id/2017/06/22/pablengan-mata-air-asin-berumur-24-juta-tahun/
Gambar 1 Alvailable on URL: https://www.kompasiana.com/dhave/pablengan-mata-air-asin-berusia-24-juta-tahun_594b4ee7511c24158d029202