FGD ini diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dalam rangka melengkapi matrik berisi data rencana aksi sesuai dengan amanat Perpres nomor 79 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan di Jawa Tengah. Untuk mendukung penbangunan dan nilai tambah bagi kawasan tersebut, dilakukan pengembangan beberapa daerah, termasuk Subosukawonosraten, yaitu Kawasan Kota Surakarta – Boyolali – Sukoharjo – Karanganyar – Wonogiri – Sragen – Klaten. Acara ini berlangsung di Surakarta pada tanggal 26 Februari 2020.
Tidak hanya potensi industri dan sumber daya alam, potensi ekonomi berupa wisata juga menjadi perhatian pemerintah pusat untuk dikembangkan dan dibangun. Berkaitan dengan pariwisata, bencana menjadi isu penting bagi pengembangan pariwisata berkelanjutan, oleh sebab itu Badan Penanggulangan Bencana, baik tingkat daerah maupun pusat didorong untuk mewujudkan kondisi “aman” bagi destinasi-destinasi wisata prioritas yang telah dicanangkan Presiden.
Pada FGD tersebut hadir beberapa narasumber yang menyampaikan hal terkait pariwisata di Jawa Tengah. Kaprodi Pariwisata UNS, Deria Adi Wijaya menjelaskan bahwa destinasi wisata di Jawa Tengah perlu pengelolaan bencana yang baik melalui Manajemen Krisis Kepariwisataan. Narasumber lain yaitu Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah, Daryanto mengatakan bahwa mereka telah menyusun Rencana Induk Penanganan Bencana Borobudur yang akan berlaku 5 tahun. Semua destinasi wisata provinsi Jawa Tengah lainnya juga akan dibuatkan rencana induk serupa.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Sinoeng Rachmadi berpendapat bahwa Promosi wisata harus ditata ulang apalagi setelah terjadinya bencana wabah virus di Cina. Terkait dengan mitigasi bencana di destinasi wisata, kegiatan simulasi penanganan bencana mungkin bisa menjadi atraksi yang menarik bagi pengunjung.