Edutrip Raudlatul Athfal Bakti di Museum

0
6

Edutrip adalah suatu kegiatan yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan edukasi dan pengetahuan baru melalui program yang didesain sesuai kebutuhan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa. Edutrip juga dapat membantu siswa merasakan metode belajar modern di luar lingkungan sekolah. Manfaat program ini antara lain untuk mengembangkan kecerdasan naturalis siswa, merangsang kerja sama tim dan kolaborasi, memberikan pengalaman belajar yang unik dan mendalam, dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan menyenangkan

Guna menciptakan edukasi sekaligus mengajak siswa berwisata, Raudlatul Athfal Bakti, Purworejo, Gemolong, Sragen berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Kunjungan ini diikuti oleh 30 anak dengan 4 orang guru pendamping pada hari Rabu, 12 Februari 2025

Siswa yang berkunjung merupakan siswa kelas A dan B yang memiliki keingintahuan besar untuk mengetahui kehidupan masa lalu yang dipamerkan di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Guna mencapai tujuan tersebut, Raudlatul Athfal Bakti diberi materi melalui penjelasan yang sesuai dengan usia mereka, pemutaran film berjudul “Balung Buto”, serta koleksi yang ada di 3 ruang pamer Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Siswa diajak diskusi terkait tentang koleksi museum sesuai dengan tingkat pendidikannya, dengan menjelaskan hewan-hewan purba yang pernah hidup di Sangiran. Hewan-hewan purba tersebut masih ada seperti yang bisa mereka lihat di kebun binatang dan ada juga Binatang yang biasa mereka lihat disekiling. Saat ditanya, mereka menjawab:

“Gajah”

“Kuda Nil”

“Buaya”

“Kerbau”

“Rusa”

“Badak”

Jawaban tersebut mengawali diskusi dengan bahasa yang mudah dipahami para siswa. Jawaban mereka mencerminkan bahwa perjalanan mereka keliling museum sudah banyak merekam koleksi yang dipamerkan. Kemudian dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, dijelaskan tentang kehidupan purba yang pernah terjadi di Sangiran. Perubahan lingkungan laut menjadi rawa, yang kemudian berubah menjadi kehidupan darat dengan bukti-bukti makhluk hidup yang hidup pada masa tersebut.

Setelah diskusi, siswa diajak menyaksikan film berjudul, “Balung Buto” yang merupakan film animasi yang sesuai dengan usia mereka. Film Balung Buto berceritakan kisah rakyat yang mempercayai bahwa dahulu pernah tejadi perang antara kebaikan yang diwakili oleh Raden Bandung melawan angkara murka yang terwakili dari Raja Raksasa, Tegopati. Perang yang akhirnya dimenangi Raden Bandung, kemenangan bagi kebenaran yang merupakan hasil kerja keras. Terjadi proses kerja keras yang dilakukan Raden Bandung agar dapat menang dan mengalahkan Tegopati. Kisah “Balung Buto” yang disaksikan menjadi sebuah pembelajaran tentang kepahlawanan Raden Bandung. Usaha keras dengan mengasah (menyangir) kuku yang digunakan sebagai senjata melawan raksasa pimpinan Tegopati. Sebuah mitos Balung Buto yang mereka saksikan menjawab pertanyaan tersebut, diawali dengan kata “Sangir” yang berarti mengasah kuku Raden Bandung yang merupakan pahlawan dalam mitos itu. (Wiwit Hermanto)