Selesai perhelatan besar Simposium Nasional Pengajaran Sejarah oleh Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) dengan tema Revolusi Pembelajaran Sejarah di Indonesia di LPMP Yogyakarta, beberapa guru mata pelajaran Sejarah berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Rupanya berita-berita tentang museum ini telah membuat penasaran 5 orang anggota AGSI tersebut, yang semuanya berasal dari wilayah timur Indonesia sehingga para guru tersebut meluangkan waktu untuk berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran ini.
Tidak hanya menikmati display di ruang pamer museum, mereka juga berusaha bertemu dengan pengelola di BPSMP Sangiran. Guru-guru tersebut ingin mengetahui lebih lanjut informasi tentang Situs Sangiran dan kemungkinan mereka untuk memperoleh buku dari BPSMP Sangiran.
Seksi Pemanfaatan yang menerima kunjungan tersebut menyambut baik kedatangan guru-guru tersebut dan memberikan informasi yang diperlukan. Informasi tersebut antara lain adalah BPSMP Sangiran memberikan layanan edukasi kepada pengunjung terutama rombongan siswa dengan memberikan materi presentasi, diskusi, pemutaran film, dan kuis untuk mendapatkan buku-buku terbitan BPSMP Sangiran. Mereka tertarik dan ingin sekali berkunjung dengan anggota AGSI yang lainnya.
Rombongan ini semakin takjub ketika diberikan terbitan-terbitan buku dari BPSMP Sangiran yang di antaranya telah diaplikasikan dengan teknologi informasi Augmented Reality. “Nah, ini seharusnya yang disebut sebagai Revolusi Pembelajaran Sejarah”, kata salah satu guru tersebut. Memang demikian, BPSMP Sangiran selalu berusaha mengikuti perkembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk-produk publikasinya agar substansi materi Situs Sangiran sebagai situs Warisan Dunia dan kekayaan sejarah Indonesia dapat lebih mudah dipahami oleh generasi sekarang. (isb)