Budaya Alat Batu di Jawa

0
912

Sangiran flakes Industry

Di lanskap perbukitan Ngebung. G.H R von Koenigswald menemukan beberapa alat serpih yang berasosiasi dengan fosil-fosil vertebrata bercirikan fauna Trinil dari Kala Plestosen Tengah. AIat serpih itu kemudian dikenal sebagai Sangiran Flakes Industry.

Temuan itu kemudiaan dlpublikasikan oleh von Koenigswald pada 1934. Publikasi perdana itu pula yang mencuatkan Situs Sangiran di mata dunia. Dia berujar “Ini adalah alat serpih budaya manusia purba. Di sini suatu saat nanti akan ditemukan fosil manusia purba, pemillk alat alat serpih ini!” Pernyataannya terbuktl beberapa tahun kemudian.

Sepanjang penelitian selanjutnya antara tahun 1936-1941, von Koenigswald juga mengumpulkan alat serpih yang ditemukan oleh penduduk. Masyarakat Sangiran menyebutnya untu bledeg (gigi petir).

Dilihat dari ukurannya, alat serpih Sangiran terbilang kecil. Rata-rata berdimensi kurang dari 5 cm, dibuat dari batuan kalsedon dan jasper, biasanya tanpa kulit batu (korteks) dan sebaglan memcirikan adanya retus (sentulun ulang—retouch).

Sumber: Museum Manusia Purba Klaster Ngebung