BPSMP Sangiran, Terdepan dalam Pelestarian Situs Sangiran (Bagian 2)

0
850

Drs. Muhammad Hidayat adalah seorang arkeolog yang memiliki pengalaman di bidang penelitian dan pelestarian cagar budaya. Karir tugasnya sebagai peneliti diawali saat bertugas di Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 1990. Kemudian tahun 2009, beliau mengemban tugas baru sebagai Kepala Seksi Pengembangan di Balai Pelestarian Situs manusia Purba Sangiran. Selama kurang lebih 8 tahun di dunia penelitian situs manusia purba, beliau diangkat sebagai Kepala BPSMP Sangiran pada bulan Desember tahun 2017 hingga sekarang. Tugas-tugas berat pelestarian situs manusia purba berada di pundaknya saat ini. Tidak hanya menangani Situs Sangiran namun situs-situs sejenis yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Situs Semedo, Patiayam, Trinil, Ngawi, Ngandong, Bumiayu, dan bahkan hingga ke Sulawesi Selatan.

Program apa yang dilakukan BPSMP Sangiran?

Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran melaksanakan program penyelamatan dan pengamanan situs manusia purba, penentuan zonasi situs manusia purba, perawatan dan pengawetan situs/fosil manusia purba, melaksanakan pengembangan situs manusia purba, melaksanakan pemanfaatan situs manusia purba, melaksanakan dokumentasi dan publikasi situs manusia purba, melaksanakan kemitraan di bidang pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan situs manusia purba, fasilitasi pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan situs manusia purba serta melaksanakan urusan ketatausahaan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.

Program-program tersebut dilaksanakan menjadi kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja-unit kerja di BPSMP Sangiran., yaitu Seksi Pelindungan, Seksi Pengembangan, dan Seksi Pemanfaatan. Untuk pendukungan seluruh kegiatan di seksi-seksi tersebut. Sub bagian TU melaksanakan tugas-tugas bersifat administrasi.

Bagaimana implementasi program tersebut dalam kegiatan?

Dari Seksi Pelindungan, kita telah melakukan penyelamatan fosil di berbagai daerah berdasarkan laporan warga, melaksanakan bantuan teknis konservasi fosil, zonasi situs dan lain sebagainya. Kami pun melakukan bimbingan terhadap warga untuk mengetahui penanganan temuan fosil yang benar melalui kegiatan Workshop Konservasi Fosil. Ini adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dan melibatkan mereka secara nyata dalam konservasi temuan fosil.

Di Seksi Pengembangan, kegiatan yang dilakukan adalah penelitian untuk menggali potensi-potensi cagar budaya di situs-situs manusia purba. Kegiatan ini meliputi survei, ekskavasi, dan penelitian sosial. Hasil yang dicapai adalah data arkeologis, data geologis, potensi masyarakat yang semuanya diananlisis untuk menemukan kesimpulan dan rekomendasi dalam bingkai kajian. Seksi Pemanfaatan menitikberatkan pada kegiatan peningkatan pemahaman masyarakat akan nilai penting situs manusia purba, penyebaran informasi, dan literasi. Kegiatan yang dilaksanakan adalah sosialisasi, pameran keliling, pemutaran film melalui bioskop keliling, pengelolaan display museum, dan penerbitan buku-buku tentnag situs manusia purba.

Mengakhiri wawancara ini, Drs. Muhammad Hidayat menyampaikan harapan ke depan agar seluruh pihak dapat berperan dalam pelestarian situs-situs manusia purba di Indonesia. Kesadaran dan kemauan untuk terlibat sangat penting karena BPSMP Sangiran tidak akan mampu melaksanakan tugas sendiri.