BPSMP Sangiran Menggelar Sangiran Masuk Sekolah

0
500

Upaya pelestarian Situs Sangiran terus dilakukan agar dapat memberikan kontribusi bagi kepentingan masyarakat. Guna melakukan hal tersebut diperlukan peran dari berbagai pihak, untuk melakukan hal tersebut dilakukan penyebaran informasi mengenai Situs Sangiran. Salah satu program yang dicanangkan oleh BPSMP Sangiran pada tahun 2019 ini adalah program Sangiran Masuk Sekolah (SMS).
Iwan Setiawan Bimas, S.S. selaku Kasi Pemanfaatan BPSMP Sangiran, menjelaskan bahwa, “Kegiatan Sangiran Masuk Sekolah (SMS) merupakan kerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melakukan penyebarluasan informasi tentang situs dan Museum Sangiran kepada peserta didik sekolah. Pada kegiatan ini, pihak BPSMP Sangiran akan mendatangi sekolah yang direkomendasikan oleh Disdikpora DIY kemudian menyelenggarakan beberapa kegiatan seperti pengajaran materi masa praaksara, pameran mini, dan pengenalan Sangiran melalui alat peraga maupun koleksi museum Sangiran”.
Dalam kegiatan ini, disampaikan pesan dan nilai Sangiran pada siswa didik sehingga akan dapat mengenalkan mereka pada Sangiran yang pada akhirnya diharapkan mampu memberikan pendidikan penguatan karakter. Berdasarkan materi pelajaran sejarah di sekolah, materi tentang Sangiran sangat sedikit padahal situs ini sudah dikenal oleh dunia bahkan diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. Dengan program SMS ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa akan kebesaran Sangiran di mata dunia.
Tujuan dari program SMS ini menurut Iwan adalah untuk, “Sebagai upaya Cagar Budaya kepada generasi peserta didik usia sekolah, sarana edukasi bagi masyarakat, dan sebagai bentuk kemitraan strategis antara BPSMP Sangiran dan institusi pendidikan dalam penyampaian pengetahuan prasejarah/pra aksara”.
Koleksi Sangiran dapat menjadi media pembelajaran yang menyentuh langsung pancaindra dan pengalaman siswa. Siswa dapat mengamati, mempelajari bahkan mencocokkan secara langsung apa yang diajarkan guru atau apa yang tertulis di buku pelajaran sekolah dengan bukti konkret peradaban manusia seperti fosil dan artefak. Ini artinya siswa dapat belajar dengan melihat, mendengar, merasakan, memegang dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013, di mana penerapannya meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring (5M). Dengan penyajian informasi yang bersifat komunikasi dua arah antara siswa dan guru dengan informasi benda koleksi maupun tim BPSMP Sangiran, diharapkan siswa dan guru akan dapat memperoleh dan memahami informasi yang disajikan secara jelas, khususnya terkait ilmu pengetahuan dan sejarah. (WH-MS)