Cita-cita mulia para pendiri bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 terus diaplikasikan. Dalam peringatan Hari Guru Nasional 2021 yang mengambil tema “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”, Nadiem Makariem selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyampaikan dalam pidatonya bahwa tahun lalu merupakan tahun ujian bagi para pendidik.
“Tahun lalu adalah tahun yang penuh ujian. Kita semua tersandung dengan adanya pandemi. Guru dari Sabang sampai Merauke terpukul secara ekonomi, terpukul secara kesehatan, dan terpukul secara batin”.
Para guru sebagai pendidik yang berada di garda terdepan dunia pendidikan harus banyak belajar teknologi. Hal ini terjadi karena pandemi yang mengharuskan pembelajaran dilakukan secara daring yang memerlukan perangkat teknologi. Melalui teknologi para guru dituntut untuk terus memberi pembelajaran bagi siswanya.
Selain itu, guru dituntut untuk menyederhanakan kurikulum untuk memastikan murid mereka tidak belajar di bawah tekanan. Selain masalah terkait pendidikan bagi para siswa, mereka juga menghadapi berbagai masalah pribadi. Hal ini diakui Nadiem dalam pidatonya, yang menyebutkan, “Tidak hanya tekanan psikologis karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), banyak guru mengalami tekanan ekonomi untuk memperjuangkan keluarga mereka agar bisa “makan”.
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran selaku salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kemedikbudristek mengemban salah satu tugas untuk memberi edukasi pada masyarakat. Melalui Museum Manusia Purba Sangiran, BPSMP Sangiran mengambil peran mengedukasi, “Penguatan pendidikan dan budaya Indonesia, bertepatan pada hari guru ini Museum Sangiran tetap berkomitmen untuk turut serta memajukan pendidikan yang berlandaskan kebudayan yang adi luhur. Seperti figur guru yang tak pernah lelah untuk selalu mendampingi dan mendidik siswanya”, jelas Dody wiranto, S.S., M.Hum selaku Koordinator Kelompok Kerja Permuseuman BPSMP Sangiran.
Melalui Museum Manusia Purba Sangiran, BPSMP Sangiran memberi edukasi pada masyarakat terkait kisah masa lalu Homo erectus yang pernah berjaya dan hidup di Situs Sangiran. Selain Homo erectus, dikisahkan juga budaya yang berhasil mereka ciptakan. Hewan-hewan purba yang juga hidup Bersama Homo erectus di Situs Sangiran dijelaskan melalui museum. Kisah ini terekam dengan jelas melalui lapisan tanah yang hingga sekarang masih ada di Situs Sangiran.
Sebuah kisah yang diceritakan melalui museum yang mampu memberi edukasi bagi masyarakat umum, khususnya bagi pelajar dan juga akademisi sebagai laboratorium lapangan. Peningkatan informasi melalui museum terus dilakukan dengan membuka kembali Museum Manusia Purba Sangiran klaster Krikilan dan Dayu untuk umum. Menurut Dody, guna meningkatkan informasi bagi masyarakat, Museum Manusia Purba Sangiran klaster Krikilan Ruang Pamer 2 akan dibuka kembali.
“Pada awal bulan Desember 2021 ini akan dibuka kembali Display 2 (dua), sebagai upaya pembaharuan informasi yang sangat bermanfaat tentunya bagi pendidikan dan budaya serta pengetahuan pengunjung”, pungkas Dody. (Wiwit Hermanto)