BPSMP Sangiran Membawa Materi Pamer dan Hadiah Menarik Bagi Pengunjung

0
369

Pameran bersama dalam rangka memeriahkan acara Festival Museum Ranggawarsito 2019 diikuti oleh BPSMP Sangiran. Pameran bersama ini dihelat di Museum Ranggawarsito yang dimulai sejak tanggal 18-22 Juli 2019.
Pada kesempatan ini BPSMP Sangiran sudah menyiapkan materi yang dipamerkan yang menceritakan kehidupan Homo erectus di Situs Sangiran pada 1,5 juta tahun yang lalu. Selain itu disiapkan juga hadiah menarik bagi pengunjung.
“Kami menyiapkan materi yang dipamerkan yang menunjukkan kehidupan Homo erectus serta budayanya, selain itu untuk pengunjung disiapkan buku-buku dan juga suvenir menarik”, promosi Iwan Setiawan Bimas, S.S. selaku Kasi Pemanfaatan BPSMP Sangiran.
Materi yang dipamerkan menggambarkan Situs Sangiran sebagai salah satu situs terpenting di dunia mampu memberikan gambaran perjalanan kehidupan manusia paling awal di Indonesia sejak kurang lebih 1,5 juta tahun silam. Berbagai aspek kehidupan manusia purba dapat diketahui dari temuan-temuan terbaik Situs Sangiran baik manusia secara fisik, budaya, serta gambaran lingkungannya.
Secara fisik, selama lebih dari 1 juta tahun Homo erectus hidup di Jawa (Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo) mereka telah berkembang menjadi 3 tipe evolutif yaitu arkaik, tipik, dan progresif. Tipe arkaik adalah Homo erectus tertua yang hidup pada Kala Plestosen Bawah 1,5 – 0,9 juta tahun silam. Homo erectus Tipik hidup pada Kala Plestosen Tengah antara 0,9 – 0,25 juta tahun silam. Sementara itu, Homo erectus tipe progresif hidup pada sekitar 150.000 tahun silam.
Homo erectus telah memiliki kemampuan memilih bahan dan membuat alat untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun masih sederhana, mereka menciptakan berbagai jenis perkakas dari batu dari bahan batu pilihan, yaitu jasper dan kalsedon. Sangiran flakes industry merupakan teknologi pembuatan alat batu yang khas dari Sangiran dan artefak-artefak tersebut diantaranya berasal dari lapisan tanah rawa berusia 1, 2 juta tahun silam dan menjadi bukti budaya manusia paling tua di Indonesia. Ciri khas Sangiran flakes industry sebagai teknologi paleolitik dari Sangiran adalah teknologi pembuatannya yang masih sederhana dengan ukuran serpih yang relatif kecil. Pada perkembangannya, ketika lingkungan Sangiran berubah dan bahan baku berkualitas sulit ditemukan, Homo erectus beradaptasi dengan membuat alat dari bahan alam yang ada, yaitu andesit-basaltik yang ditemukan di Formasi Notopuro bagian bawah.
Kisah semua itu akan disajikan di Museum Ranggawarsito bersama dengan hadiah menarik bagi pengunjung. Bagi anda yang berada di sekitar Semarang, luangkan waktu anda untuk hadir dan meraih pengetahuan serta hadiah menarik. (ISB-WH)