Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran sebagai pengelola warisan dunia, dalam hal ini Situs Manusia Purba Sangiran, ikut memeriahkan pameran bersama yang dikoordinir oleh Balai Konservasi Borobudur untuk memperingati 25 tahun Candi Borobudur sebagai warisan dunia. Candi Borobudur diakui sebagai warisan dunia benda oleh UNESCO pada tanggal 13 Desember 1991 dengan nomor C 592. Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia yang terletak di Borobudur Magelang, Jawa Tengah. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Pameran yang diadakan dari 19 hingga 23 September 2016 ini diikuti oleh Balai Konservasi Borobudur, BPCB Jawa Tengah, BPCB Yogyakarta, BPSMP Sangiran, Balai Arkeologi Yogyakarta dan PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko. Dari masing-masing UPT menampilkan keunggulan warisan dunianya.
Pembukaan pameran dilakukan oleh Kepala Balai Konservasi Borobudur Drs. Marsis Sutopo M.Si. Setelah pembukaan pameran diadakan seminar Integritas dan Otentisitas Candi Borobudur sebagai warisan dunia, selain itu juga kepala UPT termasuk BPSMP Sangiran memaparkan tentang Situs Sangiran sebagai Warisan Dunia.
Sebelum seminar dimulai, diawali dengan launching buku oleh masing-masing UPT. Dalam kesempatan ini BPSMP Sangiran mempublikasikan lima judul buku ialah
- Bekal Arkeolog Mengungkap Masa Lalu
- Ekskavasi Cara Arkeolog Untuk Mendapatkan Data Tinggalan Dari Masa Silam Di Situs Sangiran
- Mengenal Cara Penyelamatan Fosil di Situs Sangiran
- Konservasi Fosil
- Pengelolaan Informasi Situs Manusia Purba Sangiran.
Buku ini dimaksudkan untuk memudahkan penyerapan informasi bagi kalangan umum, utamanya anak-anak. Kaum muda harus dibekali pengetahuan sejak dini karena mereka yang akan melestarikan warisan dunia ini.
Untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai kekayaan warisan dunia yang dimiliki bangsa Indonesia, maka setiap hari selama pameran diadakan presentasi dan diskusi pelestarian Cagar Budaya serta pemutaran film mengenai potensi warisan dunia.
Pengunjung sangat antusias mengikuti kegiatan pameran ini karena selain banyak dari mereka yang belum mengenal warisan dunia, mereka mendapatkan pengalaman luar biasa tanpa harus mendatangi lokasi situs berada, melalui pameran ini berinteraksi dan bertanya langsung sepuasnya dengan pemandu yang sangat ramah dan lihai menjelaskan warisan dunia Indonesia. (Duwiningsih)