Sejak ditemukan 83 tahun yang lalu di desa Perning, Mojokerto. Fosil atap tengkorak Homo erectus ini memiliki ukuran yang unik. Tidak seperti temuan fosil tengkorak Homo erectus lainnya, fosil tengkorak ini memiliki ukuran yang kecil.
Andoyo, pencatat atau petugas observasi yang membantu pejabat Hindia Belanda untuk urusan survei wilayah menemukan tengkorak anak hominid ini pada 13 Februari 1936. Tepatnya di utara Desa Perning, Mojokerto. Temuan ini ia beri nomor 173A, yang kemudian popular dengan nama Homo modjokertensis.
Penamaan Homo modjokertensis yang diberikan oleh von Koenigswald karena ditemukan di Mojokerto. Peneliti lain yang bernama Teuku Jacob menamakannya sebagai Pithecanthropus modjokertensis, yang sekarang terkenal dengan Homo erectus modjokertensis.
Anak tersebut berusia 5 tahun dilihat dari aspek fisik atap tengkoraknya yang belum berkembang secara penuh. Hal ini terlihat pada bagian kening yang sudah menonjol, penyempitan di orbit mata, maupun pada bagian belakang tengkorak yang sangat runcing.(PJ)