Para peneliti dalam melakukan penelitian di Situs Sangiran, banyak melibatkan masyarakat yang mengenal lapangan yang ada di sekitar mereka. Para peneliti melakukan penelitian dengan berbagai data dari penelitian sebelumnya atau dengan berbagai informasi dan dokumentasi.
Pelibatan masyarakat dalam penelitian lapangan sangat membantu dalam kegiatan penelitian karena masyarakat sangat mengenal lingkungan sekitarnya. Salah satu masyarakat yang banyak dilibatkan para peneliti yang melakukan penelitian di Situs Sangiran adalah Asmorejo. Pengalaman dan pengenalan wilayah yang dimiliki Asmorejo merupakan sebuah nilai lebih yang dimanfaatkan para peneliti yang melakukan penelitian di wilayah Situs Sangiran, khususnya di Desa Manyarejo yang merupakan tempat tinggalnya.
Asmorejo yang juga dikenal dengan julukan “Pak Sinyur” yang merupakan kependekan dari Insinyur, merupakan masyarakat lokal yang akrab dengan lapisan-lapisan tanah di Situs Sangiran. “Dia sangat akrab dengan perlapisan tanah endapan-endapan purba di sekitar rumahnya dan paham benar lapisan mana yang mengandung fosil dan mana yang tidak” (Widianto, 2011).
Hal ini merupakan bagian dari kelebihan Asmorejo sebagai warga lokal yang mengenal wilayah sekitarnya. Kelebihan yang membuatnya bertemu berbagai peneliti yang melakukan penelitian di Situs Sangiran, khususnya di Desa Manyarejo. Bertemu dengan para peneliti membuatnya bertambah pengalaman dan pengetahuan.
Dari informasi yang didapat dari para peneliti ini, Asmorejo terus mengembangkan pengetahuannya terhadap lokasi temuan fosil dan juga pengenalan terhadap temuan fosil. Banyak para peneliti yang melibatkan Asmorejo dalam penelitian, hal ini karena keahliannya yang dapat membantu penelitian. Asmorejo sebagai masyarakat lokal banyak membantu peneliti untuk mengenal lingkungan sekitar dan sebagai rekan diskusi.
Saat ini, di usia yang sudah mencapai kepala 7, Asmorejo aktif ikut berkecimpung di dunia kesenian yang sudah ditinggalkannya sejak 40 tahun yang lalu. Dengan sisa-sisa keahlian dan ingatannya akan kesenian musik gambus, Asmorejo mencoba untuk menghidupkan kembali kesenian ini.
“Mbah Sinyur merupakan salah satu pemain musik gambus di Manyarejo, kesenian yang sudah hilang selama 40 tahun coba dihidupkan kembali. Mbah Sinyur mengajarkannya pada pemain lainnya sesuai dengan ingatannya kala ikut kesenian ini kala itu”, jelas Paimin yang merupakan tokoh pemuda Desa Manyarejo.
Asmorejo terus berkiprah, turut berperan melestarikan cagar budaya yang ada di desanya. Berbagai temuan fosil sudah banyak diserahkan pada Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan saat ini, di usia senjanya terus bersemangat melestarikan musik gambus yang merupakan tinggalan masa lalu. (Wiwit Hermanto)