Sore beranjak malam di Lippo Plaza Jambi, stan BPSMP Sangiran masih dipenuhi pengunjung yang seakan tidak surut. Terlihat seorang pria paruh baya berkeliling menyaksikan koleksi yang dipamerankan dengan teliti dan serius sambil membaca semua keterangan yang ada.
Tak lama, dengan penasaran dan rasa ingin tahu yang besar dia bertanya berbagai hal tentang keberadaan koleksi yang dipamerkan, kisah Sangiran kala hidupnya Homo erectus hingga berbagai kisah dan mitos Balung Butho serta masyarakat Sangiran yang hidup saat ini.
Pertanyaan yang diajuka adalah Mengapa ada gigi ikan hiu di Sangiran?, Siapakah Homo erectus?, Apa maksud diadakan pameran ini?, Mengapa ada fosil buaya yang dipamerkan?, Darimana fosil yang dipamerkan?, Siapa yang akan membawa fosil ini kembali?
Dari pertanyaan-pertanyaan itu muncul juga pertanyaan lain yang menggugah keingintahuan dan rasa penasarannya. Diskusi berlanjut dengan menyebarkan informasi tentang diadakannya pameran di Lippo Plaza Jambi ini. Pengunjung separuh baya itu mengatakankan, “Saya sangat mengapresiasi diadakan pameran di mal ini, awalnya saya ke sini hanya sekedar menemani anak saja tapi melihat ada pameran ini saya segerakan diri mampir dan apa yang saya dapat melebihi ekspektasi saya diawal”.
Latar belakang diadakannya pameran di mal menjadi suatu terobosan baru bagi upaya penyebaran informasi. “Ini merupakan terobosan baru, orang pada umumnya lebih senang dengan mal dibanding ke museum dengan segudang pengetahuan. Nah sekarang museum yang mendatangi mereka. Anak sekolah lebih senang melihat langsung daripada hanya dikelas saja, saya memberikan apresiasi yang besar atas upaya ini agar anak sebagai generasi penerus mampu mengetahui keragaman budayanya dan bangga akan budaya bangsa” ungkapnya mengakhiri diskusi dengan perasaan puas. (Wiwit Hermanto)