Desa Banjarejo yang terletak di Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan memiliki hal yang unik dibanding dengan desa lain. Desa ini memiliki setidaknya dua potensi tinggalan arkeologi yang berasal dari masa Prasejarah dan Klasik-Islam. Penduduk setempat meyakini bahwa dahulunya salah satu dusun di Desa Banjarejo, yakni Dusun Medang merupakan pusat kerajaan Medang Kamulan (Mataram Kuno?) yang berdiri pada masa pra-majapahit. Di Dusun Medang ditemukan struktur bata yang berada di areal persawahan. Di desa ini juga temukan tinggalan-tinggalan berupa pecahan tembikar, terakota, keramik, dan emas.
Potensi temuan yang beragam itu rupanya telah diketahui oleh warga sejak lama. Di beberapa lokasi warga kemudian melakukan aktivitas ngendang atau mencari benda arkeologis secara tradisional yang dalam bahasa setempat dikenal juga dengan nembak. Benda yang dicari adalah emas yang kemudian dijual kembali kepada orang lain. Warga umumnya tahu dimana lokasi-lokasi potensial untuk mencari emas tersebut. Di dusun Medang misalnya, warga tahu bahwa di dusun ini terkandung dua lapisan berbeda, yaitu lapisan tanah yang mengandung fosil dan lapisan tanah yang mengandung temuan dari masa klasik. Di lapisan yang mengandung temuan dari masa klasik ini lah umumnya ditemukan emas yang berbentuk perhiasan dan lainnya. Pada proses pencarian emas lapisan yang mengandung fosil juga ikut tergali dan karena tidak memiliki manfaat untuk mereka maka temuan fosil hanya ditumpuk bersama temuan lain yang tidak diambil oleh pencari emas.
Aktivitas semacam ini perlu mendapatkan perhatian serius karena temuan arkeologis yang berada di dalam tanah telah tercabut dari konteksnya dan mengurangi informasi yang terkandung di dalamnya. (Pipit Meilinda)
