Dan Juga ke Flores

0
474
Sebuah Tradisi

Arah timur pun segera dirambah para petualang Australomelanesid, hingga mencapai Floresdi NusaTenggara Timur. Seperti saudara-saudara mereka yang ada di Jawa dan Kalimantan, para penghuni Flores pun segera masuk ke gua, sesaat setelah mereka sampai di pulau ini di awal Kala Holosen. Adalah Th. Verhoeven, seorang missionaris, yang telah melakukan penelitian arkeologis di Flores di tahun 1950-an, yang antara lain menemukan sejumlah alat-alat serpih di beberapa gua. Salah satu situs yang penting adalah Liang Toge, di mana telah ditemukan sebuah rangka yang paling lengkap di daerah ini, yang terdiri atas tengkorak dengan rahang bawahnya, tulang pinggul, dan tulang-tulang anggota badan dan beberapa ruas tulang belakang yang telah diumumkan sebagai bagian dari ras Proto-Negrito, berdasarkan pada rendahnya individu dan hyper-prognathous alat mastikasinya. Dalam analisisnya, ahli lain -T. Jacob- menyatakan bahwa rangka ini merupakan milik individu wanita berusia 30-40 tahun, dengan aspek kranial yang menunjukkan kesamaan dengan ras Australomelanesid. Dari pandangan lateral, tengkorak tersebut menunjukkan dahi yang miring dengan aspek alveolar yang sangat prognathous (dongos). Tengkoraknya tergolong hiper-dolikosefal. Tidak terlihat adanya glabella yang berkembang, demikian pula dengan lekukan tulang hidung. (Harry Widianto)

Selengkapnya silahkan klik disini