Situs Sangiran merupakan daerah yang mengandung nilai sejarah yang dapat mengungkap misteri tentang kehidupan purba. Hal ini dapat di ketahui dengan adanya berbagai macam benda dan hal hal yang berhubungan dengan masa purba yang umurnya di perkirakan jutaan tahun yang lalu.
Misteri kehidupan purba itu mengundang banyak ahli-ahli dari berbagai disiplin ilmu yang tertarik untuk ikut berpartisipasi untuk melakukan penelitian guna penggembangan ilmu pengetahuan. Dengan banyaknya ahli berbagai disiplin ilmu itu menyebabkan banyak perbedaan pendapat karena para ahli tersebut mengemukakan pendapatnya sesuai dengan disiplin ilmunya. Hal ini memperkaya ilmu pengetahuan tentang Sangiran. Pendapat para ahli dan penelitian terdahulu, di dapatlah banyak pengetahuan penting.
Dari hasil penelitian, pada 2,4 juta tahun yang lalu Sangiran masih berupa laut dalam, hal ini di tandai dengan adanya lapisan tanah Lempung Biru (Kalibeng). Banyak Fosil di daerah Sangiran ini adalah hewan laut karena masa saat masih berupa laut dalam waktu yang lama. Lapisan tanah ini adalah lapisan tanah yang paling dalam di daerah Sangiran dan di lapisan tanah inilah sisa-sia makhluk hidup (Fosil) yang hidup di laut. Fosil yang sudah di temukan di lapisan ini adalah Hiu laut, Hiu Purba Raksasa, Hiu Perunggu, Ikan Pari, Penyu, Mollusca, Kerang Mutiara Raksasa, Lili Laut, Arang Tanduk dan Balanus.
Waktu pun terus berjalan dan perubahaan pun terus terjadi, perubahan lingkungan yang besar, lama kelamaan Sangiran menjadi daerah Rawa. Hal ini di sebabkan oleh tekanan dari bawah tanah dan endapan lahar yang keluar dari Gunung Lawu Purba yang ada di daerah Sangiran. Lapisan tanah ini disebut dengan lapisan Tanah Hitam (Formasi Pucangan). Lapisan ini terjadi pada 1,8 juta tahun yang lalu. Pada lapisan ini banyak ditemukan fosil-fosil makhluk yang biasanya hidup di daerah rawa, seperti Buaya Muara, Buaya Sungai, Kepiting labi-labi dan Kuda air.
Dan pada sekitar 0,9 juta tahun yang lalu, terjadi erosi dari pegunungan yang ada di sekitar daerah Sangiran dari mulai pasir, krikil dan batu-batu gamping yang membentuk lapisan tanah yang di sebut dengan Grenzbank. Lama kelamaan timbullah lapisan-lapisan tanah yang lain yaitu Formasi Kabuh (0,73 juta tahun yang lalu) dan Formasi Notopuro (0,25 juta tahun yang lalu). Sejak itulah daerah Sangiran menjadi daerah Daratan. Banyak fosil yang di temukan pada lapisan ini yaitu Gajah Purba (Mastodon Sp), Gajah Purba (Stegodon Sp), Gajah Modern (Elephas Sp), Kerbau Purba, Banteng Purba, Antelop (Rusa Purba), Menjangan, Kijang, Badak Purba, Babi Purba Dan Harimau Purba.
Selain Fauna-fauna tersebut di lapisan daratan inilah di temukan fosil Manusia Purba. Jadi sudah dipastikan di daerah Sangiran ini pernah menjadi tempat hidup manusia purba berjenis Homo erectus. Sebenarnya banyak jenis-jenis Manusia purba, mulai dari spesies Australopithecus, Homo Habilis, HOMO ERECTUS, Homo Sapiens, Homo Sapiens Sapiens. Di Situs Sangiran hanya di temukan Manusia Purba Spesies Homo erectus bertipe arkaik dan tipic.
Sekarang fosil-fosil yang telah di temukan itu di simpan dan juga di pamerkan untuk umum di Museum Sangiran. Tujuannya adalah agar semua orang tahu bagaimana kehidupan sebelum adanya manusia modern. Suatu pesan dari kekayaan Situs Sangiran adalah jangan pernah melupakan sejarah yang terdahulu karena masa lalu dapat menjadi suatu pembelajaran yang berguna untuk masa depan dan juga ingat tidak akan pernah ada masa sekarang atau masa depan bila tidak ada masa lampau atau dahulu.
Terima kasih telah membaca artikel yang saya buat ini,semoga bermanfaat bagi kita semua,pesan saya di artikel ini adalah “Jangan pernah melupakan atau meninggalkan kejadian dan sejarah yang terdahulu, karena masa lalu itu dapat menjadi suatu pembelajaran yang berguna untuk masa depan dan juga ingat!! Tidak akan pernah ada Masa sekarang atau masa depan bila tidak ada masa lampau atau dahulu“
(Bakhtiyar Xbal, Anggota YGC Sangiran)