Pangan Lokal di Sangiran

0
2010

Sangiran merupakan salah satu nama daerah yang terdapat di daerah Kabupaten Sragen. Lingkungan Sangiran dan sekitarnya telah mengalami perubahan dalam waktu yang panjang. Sangiran dahulunya berupa lautan dibuktikan dengan ditemukannya lempung biru. Kemudian terjadi erosi, patahan, dan aktivitas vulkanis yang menyebabkan terjadi perubahan struktur tanah menjadi seperti sekarang. Lapisan tanah Sangiran dimasa sekarang menjadi tandus dan kering dikarenakan adanya aktivitas vulkanis yang sering pada masa itu. Kondisi tanah yang kering dan tandus menyebabkan hanya sebagian komoditas tanaman yang mampu bertahan hidup di daerah Sangiran. Beberapa tanaman yang dapat hidup akhirnya menjadi penopang dalam kehidupan masyarakat sekitar Sangiran, misalnya umbi-umbian, jagung, kacang-kacangan, buah-buahan seperti mangga, rambutan, jeruk, buah mundu, dll.

Umbi-umbian yang terdapat di Sangiran salah satunya garut. Garut merupakan tanaman umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat pengganti padi, karena pada musim kemarau padi tidak dapat tumbuh. Padi hanya mampu bertahan dalam kondisi lingkungan yang memiliki cukup air, sedangkan di daerah Sangiran merupakan lingkungan yang tandus dan kering. Maka para petani di daerah Sangiran mensiasati dengan media sawah tadah hujan. Selain untuk memanfaatkan peralihan musim yang ada, padi hanya mampu bertahan hidup dalam kondisi berkecukupan air. Pada musim kemarau para petani menggunakan lahan sawah untuk menanam garut, karena garut tidak membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya. Keunggulan tanaman garut antara lain, mampu tumbuh maksimal dibawah tegakan atau ternaungi pohon dengan intesitas naungan 30 – 70%, tumbuh pada berbagai jenis tanah, tumbuh di berbagai tipe tanah baik subur maupun kritis  atau tanah miskin hara, tumbuh secara baik mulai dari tepi pantai sampai wilayah pegunungan dengan ketinggian 900 m dpl dan tidak membutuhkan perawatan yang khusus sehingga mudah di budidayakan dan dipelihara (Arimbi, 1998;Villamayor dan Jukema, 1995). Garut juga memiliki nilai ekonomis dalam masyarakat. Hasil tanaman garut adalah rimpang atau umbi yang langsung dapat dikonsumsi atau diolah menjadi tepung dan emping garut.

Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan di daerah Sangiran. Jagung dimanfaatkan sebagai bahan baku pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat yang ada disana. Produsen terbesar jagung di kabupaten sragen yaitu berada di kecamatan sumberlawang.

Kacang-kacangan juga menjadi komoditas yang diproduksi di Sangiran, kacang-kacangan yang sering di produksi adalah kacang mete dan kacang tanah. Produksi kacang tanah dan kacang mete yang ditanam di daerah Sangiran belum dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduk sekitar. Penduduk hanya menjual kacang tanah dalam bentuk mentah kepada tengkulak dan kacang mete dalam bentuk sudah digoreng ataupun mentah.

Walaupun Sangiran memiliki kondisi tanah yang kering dan tandus terdapat beberapa tanaman buah yang mampu bertahan hidup misalnya seperti mangga, pisang, buah mundu, rambutan, dan jeruk. Tanaman buah hidup disekitaran daerah dekat sungai yang mengitari Sangiran. Buah-buahan ini sangat baik dikonsumsi sebagai cemilan maupun pengganti nasi, pasalnya buah-buahan ini dapat memenuhi kebutuhan tubuh supaya dapat tumbuh dengan baik dan sehat, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. (Dwiki, Karina, dan Alfianti / Mahasiswa Teknologi Pangan – FKIK UKSW)

Daftar Pustaka

Arimbi, N.W.,1998. Pengembangan Tanaman Garut (Marantha, Arundinacea L.) dan Industri Kecil Olahannya Bertumpu pada prakarsa Petani. Fakultas Pertanian Univ. Wangsa Manggala Yogyakarta.

Rahardjo, Supraptikno. 2011. Pengolahan Warisan Budaya di Indonesia. CV. Lubuk Agung. Bandung

Sumber foto: Minto. 2014. Menu Tradisional. http://sewasepedajogja.com/kacang-rebus-ubi-rebus-dan-pisang-rebus-snack-favorit-para-pesepeda/menu-tradisional-kacang-rebus-ubi-rebus-pisang-rebus-jagung-rebus/