Pucangan yang sangat tua –antara lain dibuktikan dengan kesamaan ciri litologis antara lokasi penemuan dengan konkresi endapan yang masih lekat mengisi seluruh bagian dalam atap tengkorak ini– sesaat setelah ditemukan, tak urung lokasi pasti asalnya telah menjadi perbedaan pendapat di antara para ahli. Von Koenigswald dalam sebuah koran yang terbit pada 28 Maret 1936 menyebutkan sebagai sebuah temuan permukaan, tanpa sama sekali bertanya kepada Tjokrohandojo ataupun Duyjes. Segera Eugène Dubois –sang penemu Pithecanthropus erectus di Trinil pada tahun 1891—menyanggah status “temuan permukaan” tersebut, dengan segera berbincang dengan Tjokrohandojo dan melakukan cek lapangan.
Selengkapnya silahkan klik disini