Fort Oranje, Peninggalan Kolonial di Gorontalo Yang Masih Berdiri Kokoh

0
3440
Salah satu bangunan cagar budaya yang dikelola BPCB Gorontalo

Mengunjungi Gorontalo tidak lengkap tanpa menengok tinggalan bentengnya. Salah satu peninggalan sejarah yang cukup menarik di Gorontalo adalah Benteng Oranye (Fort Oranje). Benteng ini terletak di Bukit Arang yang masuk wilayah administratif Lingkungan I, Desa Dambalo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Lokasi ini berada sekitar 61 kilometer dari Kota Gorontalo, atau 2 kilometer dari pusat Kota Kwandang, ibukota Kabupaten Gorontalo.

Benteng ini dibangun oleh Portugis pada 1630 Masehi. Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun benteng ini adalah batu karang, batu gunung, pasir, dan kapur, serta dengan bahan perekatnya ialah getah pelepah daun rumbia. Bahan-bahan ini digunakan karena pada waktu itu belum ada semen.

Keindahan benteng Oranye
Benteng Orange sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan
Salah satu bangunan cagar budaya yang dikelola BPCB Gorontalo

Kedatangan Belanda di Gorontalo sekitar awal abad 17 menyebabkan Portugis mulai terdesak karena persaingan dagang dan perebutan kekuasaan di salah satu daerah sumber penghasil rempah-rempah, sehingga terpaksa Portugis meninggalkan Gorontalo.

Pada abad 18, benteng ini diperbaiki oleh bangsa Belanda, dengan menambah bangunan kecil di atas bukit sebagai tempat memantau dan pusat penembakan, dengan menempatkan sebuah meriam.

Penambahan bangunan benteng serta perubahan konstruksi bangunan benteng, mulai memakai semen. Semula, orang Gorontalo menamai benteng ini dengan sebutan Benteng (ota) Lalunga. Namun, ketika Snouck Orange memerintah benteng ini maka namanya diganti dengan nama Fort Orange (Benteng Oranye). (Duwiningsih)