Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid datang ke Lapangan Tembak Akademi Militer Magelang, Selasa 20 September 2017. Kedatangan Hilmar untuk memberi ceramah pada sebagian peserta Perwimanas II dengan materi Kebangsaan. Materi ini disajikan Hilmar di Barak 5 untuk menguatkan sikap kebangsaan generasi muda khususnya peserta Perwimanas II.
Materi dibawakan secara santai oleh Hilmar dan sesekali diselingi diskusi dengan peserta yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Peserta yang merupakan pelajar tingkat SMA ini menyimak dengan baik apa yang disampaikan Hilmar.
Apa yang menjadikan negara ini maju adalah sikap dan kemauan generasi muda untuk maju. Itulah yang dicatat dengan tinta emas dalam sejarah. “Sejarah kebangsaan kita sangat panjang, generasi muda sebagai motor penggerak untuk mencapai kemerdekaan. Hal itu yang dicatat sejarah”, ungkap Hilmar.
“Sejarah merupakan masa lalu dan dapat dimanfaatkan sebagai pembelajaran ke depan sehingga kita tidak melakukan kesalahan yang sama. Kita sering melakukan kesalahan karena kita tidak mau belajar sejarah”, lanjut Hilmar dengan bersemangat.
Apa hubungan pramuka dengan kebangsaan?
Itulah pertanyaan Hilmar pada para peserta.
Kemudian Hilmar memberi penjelasan gamblang dengan bahasa yang sesuai dengan peserta, “Bahwa sejarah pramuka adalah membentuk rasa kebangsaan. Sejarah kepanduan kita dengan kepanduan luar negeri mungkin berbeda. Ilmu kepanduan adalah ilmu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pramuka Indonesia lebih dari pada kepanduan. Tahun 1961, Bung Karno mencetuskan, bukan hanya kepanduan yang sekedar bertahan menyesuaikan diri tapi pramuka Indonesia berkaitan erat dengan kebangsaan. Pramuka merupakan kader bangsa, pandunya ibu pertiwi untuk mencapai tujuan nasional kita, menuju Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Cara mencapai itu adalah dengan membentuk suatu pemerintahan yang melindungi segenap bgs Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan turut dalam ketertiban dunia”, jelas Hilmar dengan penuh semangat.
Pramuka Indonesia harus mengambil tempat untuk memajukan negeri ini dengan membentuk rasa kebangsaan yang kuat. Maju bersama dengan rasa kebangsaan di dada di negeri yang berbhinneka tunggal ika. (Wiwit Hermanto)