Belum banyak yang mengetahui bahwa selain lima museum, yaitu Museum Purba Sangiran Klaster Krikilan, Museum Purba Sangiran Klaster Ngebung, Museum Purba Sangiran Klaster Bukuran, Museum Klaster Purba Sangiran Dayu, dan Museum Lapangan Manyarejo, di Situs Sangiran terdapat sebuah Museum Nano. Museum ini disebut nano karena ukurannya yang sangat kecil dibandingkan dengan museum-museum lain.
Museum Nano terletak di tengah hutan jati milik Bpk Subur yang berada di pinggir Sungai Pucung yang melintas di Dusun Pucung, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, sekitar 2 kilometer dari Museum Manusia Purba Klaster Dayu. Tidak jauh dari lokasi museum pernah ditemukan fosil tengkorak manusia purba yang sangat penting dan merupakan masterpiece temuan Situs Sangiran, yaitu S17. Akses ke museum pada saat ini masih sangat sulit. Untuk mengunjungi harus melalui jalan setapak, atau bahkan dengan menyusuri Sungai Pucung.
Area lokasi Museum Nano merupakan area penelitian Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Museé National de’Naturelle Historie (MNHN) sejak tahun 2009. Museum ini menyajikan informasi hasil penelitian yang dilakukan kedua lembaga tersebut selama ini melalui replika alat-alat batu dan fosil tulang binatang. (PM)