Idulfitri merupakan hari kemenangan bagi umat muslim, menandakan berakhirnya waktu puasa Ramadhan. Di Indonesia, Idulfitri merupakan momen untuk berkumpul kembali bersama keluarga, saat keluarga yang berada diberbagai daerah menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi. Di Indonesia, Idulfitri diperingati sebagai hari libur nasional, sehingga banyak yang memanfaatkan liburan ini untuk berkumpul bersama keluarga.
Merupakan sebuah momen yang dimanfaatkan masyarakat untuk mudik atau pulang kampung guna bersilaturahmi dengan keluarga. Silaturahmi dengan keluarga juga dimanfaatkan masyarakat untuk berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran. Libur Idulfitri sejak tanggal 6-15 April 2024 dimanfaatkan masyarakat bukan hanya bersilaturahmi tetapi juga menyaksikan kebesaran masa lalu yang dititipkan pada sebuah tempat purbakala di Sangiran.
Sebuah situs yang mulai dikenalkan sejak 1930-an oleh von Koenigswald yang kemudian berkembang dengan dibangunnya museum guna menyajikan koleksi yang menggambarkan kebesaran Situs Sangiran. Museum Manusia Purba Sangiran memiliki bermacam-macam koleksi meliputi manusia purba (Homo erectus) beserta budaya yang mereka ciptakan, dan berbagai jenis hewan purba yang pernah hidup di situs ini. Hewan purba yang pernah hidup di Situs Sangiran berupa hewan laut, rawa, dan darat seperti hiu, kura-kura, buaya, badak, gajah, kerbau, rusa, kuda sungai, dan masih banyak lagi.
Selain koleksi tersebut, terdapat penjelasan tentang berbagai proses pelestarian Situs Sangiran melalui berbagai proses sehingga dapat ditampilkan di Museum. Mulai dari ekskavasi, penyelamatan, dan konservasi yang disajikan secara menarik dan mudah dipahami pengunjung. Berbagai koleksi dan sarana tersebut, pada liburan Idulfitri tahun ini banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai tempat. Pengunjung berasal dari Solo Raya, Jakarta, Surabaya, Semarang dan berbagai kota lain di Indonesia. Museum Manusia Purba Sangiran terdapat 4 museum klaster dan 1 museum lapangan. Kelimanya memiliki tema yang berbeda-beda sehingga mampu memberikan pengetahuan, edukasi, sekaligus wisata bagi pengunjung. Kelima museum tersebut adalah Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan, Klaster Bukuran, Klaster Ngebung, Klaster Dayu, dan Museum Lapangan Manyarejo. Tema-tema yang disajikan pada museum tersebut berbeda-beda sehingga memberi pengunjung kekayaan informasi dan pengetahuan.
Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan merupakan pusat kunjungan yang memberikan informasi umum tentang Situs Sangiran, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran mengambil tema evolusi makhluk hidup, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung menyajikan sejarah penelitian saat Situs Sangiran pertama kali didatangi peneliti asing. Museum Manusia Purba Klaster Dayu mengambil tema sebagai lokasi penemuan hasil budaya manusia berusia 1,2 juta tahun silam. Museum Lapangan Manyarejo merupakan apresiasi penelitian yang telah dilakukan para peneliti yang bekerjasama dengan masyarakat. Sejumlah 7.205 orang pengunjung datang ke Museum Manusia Purba Sangiran pada libur Idulfitri ini. Puncak kunjungan terjadi pada tanggal 13 April 2024 sejumlah 1.700 orang pengunjung. (Wiwit Hermanto)