Situs Sangiran merupakan salah satu Situs Plestosen terpenting di dunia yang mampu memberikan gambaran perjalan kehidupan Homo erectus di Indonesia sejak kurang lebih 1,5 juta tahun silam. Berbagai aspek kehidupan manusia purba dapat diketahui dari temuan-temuan terbaik Situs Sangiran baik manusia secara fisik, budaya, serta gambaran lingkungannya.
Secara fisik, selama lebih dari 1 juta tahun Homo erectus hidup di Jawa (Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo) mereka telah berkembang menjadi 3 tipe evolutif yaitu arkaik, tipik, dan progresif. Homo erectus di Jawa bertahan hingga lebih dari 1 juta tahun, sebelum akhirnya mereka pun punah. Dikenal 3 tipe Homo erectus, yaitu arkaik, tipik, dan progresif. Mereka hidup dalam kurun waktu yang berbeda dan menunjukkan perkembangan evolutif terutama pada kapasitas tengkorak.
Sejak 1,5 juta hingga 300.000 tahun silam, Homo erectus di Sangiran telah mengalami 2 tingkatan evolusi. Tingkatan evolusi tersebut adalah, Homo erectus arkaik (1,5-1 juta tahun lalu) dengan kapasitas tengkorak kurang lebih 900 cc dan Homo erectus tipik (0,9 – 0,3 juta tahun lalu), tipe ini memiliki kapasitas tengkorak 1.000 cc. Sebuah tingkatan lagi yaitu Homo erectus progresif yang hidup antara 0,2 hingga 0,1 juta tahun silam. Homo erectus tipik ditemukan di Ngandong (Blora), Sambungmacan (Sragen), dan Selopuro (Ngawi). Tipe progreasif adalah tipe Homo erectus yang paling modern dengan kapasitas tengkorak sekitar 1.100 cc.
Dalam persebarannya, Sangiran menjadi situs yang paling banyak menyumbang Homo erectus di dunia. Tidak kurang 80 individu atau lebih dari 50% populasi temuan Homo erectus dunia telah ditemukan kembali di Sangiran.
Kisah tentang 3 tipe Homo erectus tersebut menjadi salah satu kisah yang dibawa dalam pameran keliling diberbagai lokasi. Temuan-temuan ketiga Homo erectus tersebut dipamerkan guna memberi informasi pada masyarakat. Homo erectus arkaik diwakili oleh Sangiran 4, Sangiran 17 menjadi contoh dari tipe Homo erectus tipik, dan Sambungmacan 1 menjadi ilustrasi tentang tipe progreasif.
Ketiga tipe Homo erectus yang dipamerkan dalam berbagai pameran keliling tersebut memberikan berbagai informasi bagi masyarakat. Selain informasi masa hidup dan volume otaknya, informasi lain adalah dengan budaya yang berhasil mereka ciptakan. Budaya yang dapat mempermudah hidup mereka di masa lalu dan menjadi gambaran sebuah peninggalan budaya masa lalu. (Wiwit Hermanto)