Significance 2.0: Cara Baru Dalam Menilai Sebuah Koleksi

0
388

Sebuah panduan atau alat untuk membantu kita dalam pengkajian objek dan koleksi yang kita miliki berjudul Significance 2.0 yang disusun oleh Roslyn Russel dan Kylie Winkworth pada 2009 di Australia.

Metode Signifikansi adalah sebuah alat untuk membantu kita dalam mengkaji signifikansi benda warisan budaya dan koleksi yang dimiliki. Sederhananya, signifikansi adalah sebuah cara untuk menyampaikan cerita mengenai sebuah objek atau koleksi dengan menjelaskan arti pentingnya.

Metode ini dapat digunakan oleh berbagai jenis lembaga yang memiliki koleksi, baik museum kecil yang dijalankan oleh komunitas atau museum besar yang dikelola oleh negara. Metode Signifikansi akan sangat membantu dalam memaksimalkan sumber daya yang kita miliki.

Berikut adalah langkah-langkah dari kajian signifikansi:

1. Collate

Susunlah sebuah berkas yang berisi informasi mengenai objek atau koleksi dan sejarahnya.

2. Research

Telitilah sejarah dan asal-usul objek tersebut.

3. Consult

Konsultasikanlah dengan donatur, pemilik, dan orang-orang yang berpengetahuan.

4. Explore

Jelajahilah konteks objek.

5. Analyse

Analisa dan jelaskanlah bahan dan kondisinya.

6. Compare

Bandingkanlah objek dengan objek lain yang serupa.

7. Identify

Identifikasikan tempat-tempat dan objek-objek yang terkait.

8. Assess

Kajilah makna signifikansinya sesuai dengan kriteria signifikansi.

9. Write

Tulis pernyataan signifikansinya.

10. Action

Rekomendasikanlah langkah-langkah yang perlu dilakukan.

Kajian signifikansi adalah sebuah instrumen vital dalam pengelolaan koleksi yang berkelanjutan. Keputusan yang tepat untuk mengkonservasi dan mengelola objek atau koleksi bergantung pada pemahaman akan makna dan arti pentingnya.

Mengidentifikasi makna penting dari sebuah objek atau koleksi dapat memastikan bahwa tindakan pelestarian dan pengelolaan yang ditentukan akan dilakukan sebaik-baiknya untuk mempertahankan makna penting tersebut di masa kini dan masa depan.

Untuk dapat melakukan sebuah kajian, satu orang dapat ditunjuk sebagai penanggung jawab utama penelitian atas sebuah objek atau koleksi. Namun, proses ini dapat berjalan lebih efektif ketika melibatkan lebih banyak orang dengan pengetahuan dan ketertarikan terhadap objek atau koleksi yang dimaksud.

Maharani Safitri

Universitas Negeri Malang