Pengunjung Museum Manusia Purba Sangiran Semester Pertama tahun 2022

0
426

Selama semester pertama tahun 2022, Museum Manusia Purba Sangiran dikunjungi oleh 38.663 orang pengunjung. Museum Manusia Purba Sangiran yang dibuka oleh pengelola ada 2 museum dari 5 museum yang ada. Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dan Klaster Dayu merupakan 2 museum yang dibuka mempertimbangkan berbagai hal dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya.

Kebijakan ini mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, menghindari kerumunan, penyiapan sarana prasarana guna pencegahan penyebaran Covid-19, serta dua museum yang dianggap paling mudah diakses oleh masyarakat. Hal tersebut dilakukan Balai Pelestarian Manusia Purba (BPSMP) Sangiran guna memenuhi kewajiban menyampaikan informasi dan pengetahuan bagi masyasarakat dengan mempertimbangkan pandemi Covid-19. Membuka museum dengan memperhatikan protokol kesehatan yang dilakukan secara ketat.

Selama semester pertama tahun 2022, kebijakan pembukaan museum disambut masyarakat dengan berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran. Sejumlah 38.663 orang berkunjung ke museum, yang puncak kunjungannya terjadi pada bulan Januari 2022. Sebanyak 14.608 orang berkunjung ke Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dan Klaster Dayu.

Dua museum tersebut memiliki tema berbeda, Museum Manusia Purba Klaster Krikilan menyajikan sajian pengetahuan dan informasi istimewa bagi pengunjung, merupakan visitor center yang memberikan informasi umum tentang Situs Sangiran. Sajian pameran di Klaster Krikilan dibagi menjadi 3 ruang, yaitu ruang pamer Kekayaan Sangiran, ruang pamer Langkah-langkah Kemanusiaan, dan ruang diorama Masa Keemasan Homo erectus.

Museum Manusia Purba Klaster Dayu mengambil tema sebagai lokasi penemuan hasil budaya manusia berusia 1,2 juta tahun silam. Ini merupakan temuan artefak tertua di Indonesia. Selain itu, keberadaan stratigrafi Dayu yang relatif lengkap mampu menggambarkan secara berurutan evolusi lingkungan sejak Sangiran berupa rawa hingga menjadi daratan.

Pengunjung museum seperti diajak menyusuri lorong waktu ketika memulai kunjungan, dari lapisan tanah termuda hingga lapisan tanah berusia 1,2 juta tahun silam. Di setiap lapisan tanah disediakan shelter atau anjungan yang merupakan tempat informasi mengenai lapisan tanah yang bersangkutan.

Kedua museum yang dibuka memiliki berbagai pengetahuan dan informasi bagi pengunjung serta akses yang mudah di capai oleh pengunjung. Mampu memberikan berbagai pengetahuan dan informasi berharga bagi pengunjungnya. (Wiwit Hermanto)