Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Sangiran

0
304


Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini berbeda dengan sebelumnya, pandemi Covid-19 membuat banyak efek, salah satunya dalam hal pendidikan. Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Sangiran dirayakan dengan melaksanakan upacara dengan mengambil lokasi di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung. Hal ini dilakukan agar, “Memberi semangat pada rekan-rekan, lokasi upacara dilaksanakan di Ngebung dan besok akan bergilir ditempat lain”, ungkap Iskandar Mulia Siregar, S.Si selaku Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.
Dalam sambutan Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi dalam rangka Hari Pendidikan Nasional yang dibacakan Iskandar selaku inspektur upacara, menyebutkan bahwa, “Selama dua tahun terakhir, banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi bersama, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bahkan, kita mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kita semua dapat mengatasinya”.
Tantangan dalam dua tahun pandemi Covid-19 yang membuat pendidikan tatap muka harus dialihkan menjadi daring berhasil dilalui. Secara bertahap pembelajaran tatap muka mulai dilaksanakan sehingga membuat semangat anak didik maupun pendidik meningkat. Kurikulum Merdeka Belajar mulai diluncurkan selama tiga tahun dan pada tahun kedua menghadapi pandemi Covid-19 sebagai sebuah rintangan.
“Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita terus melautkan kapal besar bernama Merdeka Belajar, yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia”, jelas Nadiem dalam pidatonya.
Selain dunia pendidikan, bidang kebudayaan juga merasakan dampak yang begitu berat akibat pandemi Covid-19. Dalam pidato sambuatannya, Nadiem mengakui bahwa banyak para seniman dan pelaku budaya yang merasakan efek pandemi, sekarang mulai bangkit lagi untuk berkarya. Berkarya untuk melahirkan terobosan dan bebas berekspresi.
“Semangat yang sama juga sudah kita dengar dari para seniman dan pelaku budaya, yang sekarang mulai hangkit lagi, mulai berkarya lagi dengan lebih merdeka. Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan”.
Semoga dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini, membangkitkan semangat dunia pendidikan dan juga pelaku kebudayaan untuk terus maju dan berkembang. Maju untuk berkembang bersama guna memimpin pemulihan bersama. (Wiwit Hermanto)