Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerjasama dengan Google Institute dan juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mengajak masyarakat untuk mengenal lebih jauh khazanah budaya Indonesia melalui Google Arts and Culture. Melalui platform digital ini, masyarakat kini dapat mengakses berbagai museum nasional dari puluhan negara, tempat bersejarah, dan kini lebih dari 4.000 buah koleksi Wayang dari Museum Wayang Nasional, dengan menggunakan gawai dimanapun mereka berada.
Untuk merayakan keberagaman Wayang, sebuah tradisi seni dan budaya mendongeng yang berasal dari Bahasa Jawa yang bermakna “bayangan,” laman ini akan menampilkan 12 pameran interaktif dari beragam jenis Wayang, hingga busana yang dikenakan setiap Wayang yang khas dengan daerah asalnya. Masyarakat yang mengakses juga akan dibawa ke 3 tur street view yang dilengkapi dengan panduan audio, dan juga video tutorial tentang cara membuat wayang. Dengan ini diharapkan dapat membuat keluarga, pecinta kerajinan, atau bahkan yang sekadar ingin tahu, untuk tetap aktif dan produktif di rumah.
“Sebagai salah satu warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity, yang diakui oleh UNESCO, Wayang bukan hanya sekadar sebuah kesenian atau pertunjukan. Wayang merupakan media refleksi yang lebih sering menggambarkan kisah nyata masyarakat dan juga penuh dengan kearifan-kearifan yang dapat dijadikan falsafah hidup. Ini adalah bagian penting dari masyarakat Indonesia yang tidak hanya harus dilestarikan, tetapi juga dirayakan. Berkat Google Arts and Culture, secara digital kami dapat melestarikan bagian-bagian penting dari warisan Indonesia, sekaligus merayakan keberagamannya yang unik dan mewarnai setiap bagian Indonesia, ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid.
Sedangkan menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kini banyak hal yang dapat dilakukan di rumah dengan bantuan teknologi. Dengan ini berarti kita dapat belajar tentang warisan budaya Indonesia yang kaya dengan cara menyenangkan dan menarik.
“Kami senang dapat memperkenalkan salah satu keunggulan budaya kami dari Museum Wayang Nasional ke Google Arts and Culture, yang tidak hanya membuatnya dapat diakses oleh banyak orang di Indonesia, tetapi juga untuk dikenalkan ke masyarakat dunia,” sambung Anies Baswedan.
Menurut Manajer Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah, Google Indonesia, Ryan Rahardjo, Google menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai bagian dari identitas sebuah Negara. Sejak Oktober 2017, Google telah secara aktif bekerja untuk menambahkan lebih banyak konten dari museum-museum dan juga tempat bersejarah nasional di Indonesia ke Google Arts and Culture.
“Kami berharap dapat terus melestarikan dan merayakan lebih banyak warisan dan khazanah budaya Indonesia secara digital di masa mendatang,” pungkasnya.
Digitalisasi Wayang ini merupakan salah satu bentuk nyata dari pelestarian budaya. Maka dari itu Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai lembaga pemerintah yang menaungi bidang kebudayaan di Indonesia, mendukung secara penuh upaya yang dilakukan Google Arts and Culture, karena termasuk dalam salah satu pendukungan program pelestarian budaya.
Google Arts and Culture telah menjadi mitra inovasi untuk lembaga kebudayaan di dunia sejak 2011, dengan menyediakan akses ke koleksi seni milik lebih dari 2.000 museum. Inisiatif ini adalah cara mendalam untuk menjelajahi seni, sejarah, dan keajaiban dunia, yang terus mengembangkan teknologi yang membantu melestarikan dan berbagi akses kebudayaan di seluruh dunia dan memungkinkan kurator untuk membuat pameran yang menarik secara online dan offline.
Google Arts and Culture tersedia secara gratis untuk semua orang di laman atau aplikasi Google Arts and Culture (iOS dan Android).
Sumber: Humas Direktorat Jenderal Kebudayaan
Darmawati – 0811-7463-737