Mereka yang Berusaha Menjaga dan Melestarikan Situs Sangiran melalui Kesenian

0
367

Kelompok Tari Purba berdiri pada tanggal 22 Agustus 2014 yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karanganyar dan diberi pelatihan oleh ISI Surakarta. Berdirinya Kelompok Tari Purba ini dilatarbelakangi oleh berdirinya Museum Manusia Purba Klaster Dayu.
Pada launching Museum Manusia Purba Klaster Dayu dalam acara Grebeg Lawu 2015, kelompok ini tampil dihadapan para undangan termasuk di dalamnya Bupati Karanganyar.
Kelompok Tari Purba merupakan perkumpulan warga Desa Dayu yang berinisiatif untuk mendukung pelestarian Situs Sangiran melalui kesenian. Kesenian yang ditampilkan bersumber dari kisah hidup manusia purba yang hidup di Sangiran sekitar 1.5 juta tahun yang lalu.
Kisah perjalanan manusia purba yang awalnya hidup tanpa kelompok, mementingkan diri sendiri, dan hanya berpikir untuk makan. Lama kelamaan hal ini berubah sesuai perkembangan pemikiran mereka. Di awal mereka hidup mencari makan dengan berebut, lama kelamaam mereka memiliki kesadaran untuk hidup bersama, bekerjasama satu sama lain, dan berusaha mencari makan bersama yang kemudian dibagi dengan kelompoknya.
Beranggotakan 21 orang warga Desa Dayu dengan berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda mereka berupaya untuk menunjukkan jalan kesenian yang mereka pilih. Di Kelompok Tari Purba ini perbedaan latar belakang itu menjadi lebur, mengutamakan kelompok dalam berkesenian. Latihan dan pertemuan rutin diselenggarakan sesuai kesepakatan yang dibuat. Latihan dan pertemuan diadakan sebulan sekali dengan membuat janji melalui grup Whatsapp. “Pertemuan fleksibel sifatnya, jadi tidak ditentukan tanggalnya. Kami janjian terlebih dahulu, melihat waktu longgar masing-masing anggota, pertemuan biasanya sebulan sekali”, jelas Novi salah seorang anggota Kelompok Tari Purba.
Sebelum melakukan pertemuan, mereka mengatur waktu untuk bertemu dan berlatih. Pertemuan dan latihan ini diadakan di salah satu rumah anggota Kelompok Tari Purba yang memiliki tempat yang luas dan tidak jauh dari rumah masing-masing anggota. “Kami janjian untuk melakukan pertemuan melalui grup whatsapp”, jelas Triyanto yang merupakan penari pada kelompok ini.
Pertemuan dan latihan ini sangat penting untuk menjaga kekompakan dan sekaligus untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi. Latihan yang dilakukan guna mendalami peran yang mereka jalani. Terdapat 2 kelompok kecil pada Kelompok Tari Purba ini. Kelompok penari dan pemusik yang masing-masing memiliki tugas dan perannya.