Museum Situs Manyarejo berada di Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Museum ini didirikan sebagai bentuk apresiasi terhadap para peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan kepada warga masyarakat Sangiran yang telah melakukan pekerjaan besar penelitian dan menghasilkan berbagai penemuan penting untuk Situs Sangiran.
Sejak kedatangan von Koenigswald pada tahun 1934, masyarakat Sangiran mulai memahami keberadaan fosil yang banyak ditemukan di daerah sekitar mereka hidup. Semula, mereka menganggap bahwa tulang belulang yang berserakan di kawasan Sangiran adalah Balung Buto, tulang para raksasa yang telah mati. Balung Buto yang menceritakan pertarungan Raden Bandung dan para raksasa telah hidup di masyarakat sejak lama dan menjadi mitos untuk menjelaskan fenomena keberadaan fosil-fosil di Sangiran. Von Koenigswald melibatkan masyarakat untuk mengumpulkan fosil-fosil berusia ratusan ribu tahun tersebut. Perlahan masyarakat mulai mengenal fosil dan nilai kesejarahannya.
Hubungan harmonis antara peneliti dan warga masyarakat ini terus berlangsung dari kegiatan penggalian ke kegiatan penggalian dan dari generasi ke generasi. Sejak zaman von Koenigswald hingga zaman kemerdekaan dan sekarang ini penduduk lokal dan peneliti masih menjalin hubungan yang erat. Warga sekitar terbuka dan menerima para peneliti, dan peneliti menganggap penduduk lokal sebagai tumpuan dalam setiap kegiatan ekskavasi dan survei. Peneliti dan warga Sangiran menjadi satu keluarga besar yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan
Memasuki Museum Manyarejo seperti pulang ke rumah sendiri. Interior kayu dan gebyog bambu tradisional menggambarkan rumah warga Sangiran yang siap menerima siapa saja tamu yang ingin berkunjung ke Sangiran. Audio visual yang berisi ungkapan warga Sangiran sebagai penemu-penemu fosil sekaligus pengawal tugas yang handal bagi para peneliti menyambut kedatangan pengunjung Museum Manyarejo. Linimasa penelitian di Sangiran diceritakan menurut perspektif masyarakat menanggapi kedatangan para peneliti asing dan dalam negeri. Peningkatan pemahaman masyarakat akan potensi dan nilai Situs Sangiran sebagai situs arkeologi meningkat seiring dengan makin eratnya hubungan mereka dengan para peneliti.
Mereka menjadi tahu mengapa Situs Sangiran menjadi situs yang mendunia, kekayaan apa saja yang dikandung di dalam perut bumi Sangiran, serta potensi Situs Sangiran bagi sejarah kemanusiaan yang sangat tinggi nilainya. Geologi, paleoantropologi, paleontologi, arkeologi, dan lain sebagainya merupakan hal baru bagi mereka dan secara tidak langsung mereka telah menyerap ilmu pengetahuan melalui kegiatan-kegiatan penelitian yang mereka lakukan bersama.
Sumber: Leaflet Museum Manusia Purba Sangiran Museum Situs Manyarejo