Narasi Sangiran (Bagian 1)

0
1519

Eksistensi manusia telah teridentifikasi dan menempati sebaran geografi yang luas pada Kala Pleistosen sekitar 2 juta tahun yang lalu. Ciri kemanusian mulai nampak jelas dilihat pada Australopithecus, Homo habilis, Homo erectus, dan pada akhirnya secara nyata tampak pada Homo sapiens. Jenis Australopithecus dan Homo habilis hanya ditemukan di Afrika saja.

Berbeda halnya dengan Homo erectus. Mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dingin, sedang, dan panas. Jejak-jejak kehidupan mereka ditemukan di Ethiopia, Tanzania, China, India, Dminasi, Perancis, Spanyol, Jerman, dan di Indonesia.

Dalam persebarannya, Sangiran menjadi situs yang paling banyak ditemukan kembali sisa-sisa Homo erectus, manusia pengembara pertama dan sekaligus pendahulu Homo sapiens yang hidup lebih kemudian. Tidak kurang 80 individu atau lebih dari 50% populasi temuan Homo erectus dunia telah ditemukan kembali di Sangiran.

Secara fisik, sosok Homo erectus dapat direkonstruksi kembali dengan menggunakan referensi temuan-temuan fosil manusia dari Sangiran, sehingga Situs Sangiran menjadi acuan penting dalam mempelajari ragawi manusia purba.

Cara-cara pemenuhan kebutuhan sehari-hari dapat diketahui melalui teknologi pembuatan perkakas dari batu. Alat-alat batu paling tua dari Sangiran ditemukan pada lapisan alluvial berusia sekitar 1,2 juta tahun yang lalu.

Fosil-fosil fauna dapat menjadi indikator perubahan lingkungan Sangiran dan  sekaligus menjadi bukti kekayaan hayati Sangiran untuk mendukung kehidupan semua mahkluk.

Maka tidak heran Homo erectus di Jawa bertahan hingga lebih dari 1 juta tahun sebelum akhirnya mereka pun punah. Dikenal 3 tipe Homo erectus, yaitu arkaik, tipik, dan progresif. Mereka hidup dalam kurun waktu yang berbeda dan menunjukkan perkembangan evolutif terutama pada kapasitas tengkorak.

Tipe arkaik hidup antara 1,5 juta tahun yang lalu hingga 900.000 tahun yang lalu, dengan kapasitas tengkorak kurang lebih 900 cc. Tipe tipik hidup pada masa keemasan Sangiran sekitar 720.000 hingga 250.000 tahun yang lalu. Dengan ciri fisik yang lebih maju, tipe ini memiliki kapasitas tengkorak 1.000 cc. Tipe progreasif adalah tipe Homo erectus yang paling modern dengan kapasitas tengkorak sekitar 1.100 cc. Perubahan lingkungan di Sangiran menyebabkan tipe ini hidup dan berkembang di luar Sangiran. Mereka ditemukan di sepanjang aliran Bengawan Solo, di Blora, Sragen, dan Ngawi.