Saat Rombongan SD Pangudi Luhur Vincentius Semarang Tergoda

0
439

Rombongan SD Pangudi Luhur Vincentius Semarang berkunjung ke Museum Manusia Purba Klaster Krikilan pada Kamis, 21 Maret 2019. Kunjungan ini merupakan sebuah upaya memperkenalkan anak didiknya pada kebesaran bangsa ini yang tertinggal di Sangiran.
Pada kunjungan ini, rombongan diberi pengetahuan melalui film tentang Sangiran yang diputar ditambah dengan penjelasan singkat serta berkeliling menyaksikan kehidupan masa lalu di Sangiran melalui koleksi yang dipamerkan.
Film yang diputar mampu menarik hati rombongan untuk menyaksikan informasi yang disajikan melalui film ini. Penjelasan singkat yang diberikan mampu dicerna dengan baik karena bahasa yang digunakan singkat dan sesuai dengan usia rombongan yang merupakan siswa kelas 3 hingga kelas 6. Pada saat berkeliling di museum menyaksikan koleksi yang dipamerkan, banyak pertanyaan yang dilontarkan pada pemandu.
“Ini apa kak?
“Ini asli kak?”
“Apa saja yang ada di museum ini?”
“Berapa usianya?”
“Ada berapa banyak patung disini?”


Itu merupakan beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan rombongan pada pemandu, masih banyak lagi pertanyaan yang dilayangkan pada pemandu. Dengan berbagai pertanyaan itu, membuat waktu berkeliling di museum menjadi lama. Berbagai koleksi yang dipamerkan telah “Menggoda” rombongan, berbagai koleksi fosil, patung, diorama, dan teknologi yang ada di ruang pamer telah memudahkan mereka mencerna informasi.
Saat diajak menyentuh fosil gajah purba yang ada di ruang pamer 2, para siswa sangat tertarik untuk menyentuh, merasakan fosil, bahkan beberapa berusaha mendekatkan dengan telinga atau hidungnya. Pertanyaan bertubi-tubi dilontaran pada pemandu, “Kak ini fosil apa?”, “Apa ini fosil asli?”, “Kok keras ya?”, “Ini bagian tubuh apa?”, “Boleh dipegang?” dan berbagai pertanyaan yang mengganggu benak mereka.
Selain itu, teknologi yang menyertai berbagai koleksi di ruang pamer menarik minat mereka untuk “menikmati” teknologi yang ada. Teknologi benar-benar “menggoda” mereka yang merupakan generasi yang sangat dekat dan berminat dengan teknologi. Teknologi touchscreen yang ada di ruang pamer yang berisi berbagai informasi menarik hati para siswa. Secara bergantian mereka menyentuh layar untuk mencari informasi yang mereka inginkan. Melalui teknologi mereka menjadi “tergoda” menyaksikan kebesaran bangsa ini yang tertinggal di Sangiran.
“Godaan” ini semoga menjadikan rombongan menjadi lebih memiliki pengetahuan makin luas dan juga menjadikan mereka memiliki karakter yang kuat serta memiliki kebanggaan terhadap tinggalan masa lalu. Tinggalan masa lalu yang tertinggal di Sangiran, sebuah kebanggaan yang “menggoda” rombongan SD Pangudi Luhur Vincentius Semarang. (Wiwit Hermanto)