Kajian Potensi Cagar Budaya Situs Sangiran Di Ngebung (Tahap III)

0
642

Situs Sangiran merupakan Kawasan Situs Manusia Purba terlengkap di Indonesia, di situs ini telah ditemukan fosil fauna dan manusia sekaligus tinggalan budayanya. Salah satu lokasi penting yang berada di dalam kawasan Situs Sangiran adalah area Ngebung. Area Ngebung merupakan lokasi yang istimewa bagi dunia prasejarah di Indonesia. Di lokasi inilah pada tahun 1934 ditemukan berbagai macam alat serpih oleh G.H.R. von Koenigswald dan dinamakan Sangiran Flakes Industry.

Penelitian tahap ketiga (2018) ini ditujukan untuk mengetahui jenis dan bentuk artefak yang dihasilkan, mengetahui konteks temuan Homo erectus, dan mengidentifikasi jenis lapisan yang terdapat di area Ngebung. Hal ini merujuk pada hasil penelitian tahun 2017 yang belum mampu memberikan jawaban memuaskan terkait asal-usul dan bagaimana mekanisme transportasinya hingga ditemukan di area Ngebung.

Kegiatan penelitian berlangsung dari tanggal 15 hingga 29 Oktober 2018 dengan melibatkan 44 personil dari berbagai bidang keilmuan yang salah satunya merupakan akademisi bidang geologi dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Didit Hadi Barianto, S.T., M.Si.. Proses pengumpulan data di lapangan terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu survei dan ekskavasi. Kegiatan survei ditujukan untuk melihat kembali lokasi-lokasi temuan Homo erectus yang berada di area Ngebung dan sekitarnya, baik dari sisi arkeologi maupun geologi. Hasil survei sementara diperoleh banyak data baru berupa tinggalan budaya dan aktivitas vulkanisme yang berlangsung di Situs Sangiran Kala Plestosen.

Selain survei, pengumpulan data juga dilakukan dengan membuka tiga kotak ekskavasi yang berada di lereng utara bukit Ngebung. Temuan sementara hasil ekskavasi yang relatif utuh berupa tempurung atas dan bawah (carapace dan plastron) kura-kura. Fosil tersebut diendapkan di lapisan pasir dengan tingkat keutuhan mencapai 70 persen. Selain temuan tersebut, temuan hasil ekskavasi didominasi fosil fauna dalam bentuk fragmentaris. Hasil interpretasi sementara stratigrafi di salah satu kotak ekskavasi menunjukkan adanya perlapisan yang merepresentasikan proses pembentukan dome Sangiran.