Simbol, Makna, Dan Nilai Filosofis Batik Banyumasan

0
14647

Simbol, Makna, Dan Nilai Filosofis Batik Banyumasan

Oleh: Christriyati Ariani

Penelitian dengan judul Simbol, Makna, dan Nilai filosofis Batik Banyumasan, bertujuan ingin mengetahui motif dan makna filosofi batik Banyumasan. Penelitian dibatasi di Kabupaten Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif batik Banyumasan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motif batik pengaruh kraton dan batik petani. Motik batik pengaruh kraton adalah motif-motif batik yang dikembangkan mempunyai kesamaan dengan motif-motif batik dari Kraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Motif-motif tersebut antara lain parang, ayam puger, kawung, truntum, sidomukti, sidoasih, babon angrem, sawat lar, semen latar ireng. Salah satu unsur penting yang membedakan dengan batik Kraton Surakarta dan Yogyakarta adalah pewarnaan yang berbeda. Batik petani adalah motif-motif batik yang dikembangkan dari motif-motif yang berasal dari lingkungan sekitar, dan sebagian besar bermotifkan dedaunan, bunga, binatang, misalnya motif lumbon, jahe serimpang, jahe lumbon, serayon, kopi pecah dan sebagainya. Berdasarkan pembagian jenis batik tersebut, maka makna filosofi yang melatarbelakangi mengapa di Banyumas berkembang batik dengan motif-motif tersebut adalah (1) kepedulian masyarakat Banyumas terhadap alam lingkungannya yang selama ini telah memberikan kehidupan baginya; (2) sebagai harapan yang diwujudkan dalam sebuah gambar; (3) sebagai doa, pujian dan pengharapan. Secara umum batik Banyumasan mempunyai warna soga coklat kekuning-kuningan, atau warna antara batik Surakarta dan Yogyakarta.

Selengkapnya: Patrawidya, Vol. 14, No. 3, September 2013: 577 – 614.