Yogyakarta, Bioling BPNB DIY – Jum’at malam, 23 Februari 2018, diadakan pemutaran bioskop keliling (bioling) yang bertempat di Jeruklegi RT (Rukun Tetangga) 13, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pemutaran kali ini adalah pemutaran yang keempat pada tahun 2018.
Acara dibuka oleh pembawa acara, dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua RT 13, Jeruklegi, Banguntapan, Bantul. Dalam sambutannya beliau mengatakan harapannya, agar penonton bioling di kalangan remaja pada khususnya, serta kalangan lain pada umumnya, dapat mengambil hal positif dari film yang diputar, dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kasubbag TU BPNB DIY, Dra. Siti Rohyani, M.Hum., yang mewakili Kepala BPNB DIY. Penjelasan umum tentang BPNB DIY disampaikan dalam sambutannya. Termasuk juga program pemutaran bioling, yang di dalam pelaksanaannya terdapat pula tujuan untuk mengenalkan budaya luhur bangsa Indonesia dalam bentuk budaya tak benda (intangible) kepada masyarakat/penonton bioling, melalui media film dokumenter yang diproduksi oleh BPNB DIY. Hal ini dilakukan agar nantinya rasa mencintai dan memiliki budaya sendiri akan tumbuh, berkembang, dan terpatri dalam diri masing-masing penonton bioling.
Pada kesempatan ini, film dokumenter yang diputar adalah “Tari Srimpi Mandrarini (Pura Mangkunegaran Surakarta)”. Film dokumenter ini menceritakan tentang makna dan sejarah tari srimpi, dan khusus untuk tari srimpi mandrarini ini adalah tari srimpi yang berbeda dengan tari-tari srimpi yang lain, yang menggambarkan sifat dan sikap gagah dalam dunia keprajuritan, namun dibawakan/ditarikan secara apik dan anggun oleh empat orang gadis sebagai penarinya.
Film bioskop yang diputar pada malam ini berjudul “Alangkah Lucunya (Negeri Ini)”. Film ini merupakan film drama komedi satire, yang menceritakan gambaran nyata yang ada pada kehidupan di sekitar kita. Walau dibalut dengan hal komedi, film ini menceritakan secara gamblang salah satu sisi kecil dalam kehidupan, namun penting untuk dapat diterapkan secara konsisten, yaitu tentang batasan jelas antara uang yang didapatkan dengan cara yang halal dan uang yang didapatkan dengan cara haram, di mana dewasa ini hal tersebut mulai bias dalam pemaknaan maupun penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Disampaikan pula pesan moral tentang semangat pantang menyerah untuk merubah hal yang belum/kurang/tidak baik, menjadi hal yang lebih baik.
Pemutaran bioling ini dihadiri oleh warga Jeruklegi dari beberapa RT, termasuk para remaja yang indekos di daerah sekitar Jeruklegi. Acara ditutup setelah film berakhir pada sekitar pukul 22.30 WIB.
(bpw)
