Mewarisi Seni Pertunjukan Tradisional Melalui Kegiatan Festival Ludruk Jawa Timur Tahun 2017

0
2381

Apa yang terlintas di benak anda jika mendengar kata Ludruk? Jika anda melihat pertunjukan Ludruk, yang paling berkesan adalah kisah mengenai drama komedi dalam pertunjukan tersebut. Ludruk pada awalnya merupakan seni pertunjukan yang berisi tentang hiburan orang-orang kecil di Jawa. Seiring dengan perkembangan zaman, pertunjukan Ludruk semakin berkembang dan memuat kisah-kisah tentang cerita rakyat, cerita tentang kepahlawanan nasional, dan melodrama kontemporer. Ciri khas dari kesenian Ludruk adalah improvisasi dialog dalam pertunjukan oleh para pemain. Dialog tersebut mampu menggugah gelak tawa para penonton secara spontan, namun dengan cara penyampaian yang halus dan tidak menyinggung para penonton. Dialog tersebut juga memiliki substansi pesan terkait kehidupan, sehingga pertunjukan Ludruk tidak hanya berupa komedi slapstick semata. Hal inilah yang menjadikan Ludruk sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan.
Beberapa waktu lalu, tanggal 25 hingga 27 September 2017 balai pelestarian nilai budaya daerah Istimewa Yogyakarta, bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menghelat festival Ludruk jawa Timur 2017. Festival tersebut dilaksanakan di Gedung Kesenian Cak durasim UPT Taman Budaya Jawa Timur jalan Genteng Kali nomor 85 Surabaya. Festival ini diisi oleh beberapa seniman Ludruk yang tergabung dalam kelompok Ludruk dari berbagai kabupaten atau kota di provinsi Jawa Timur. Kelompok Ludruk yang memeriahkan festival tersebut antara lain Ludruk Armada Jaya (Kabupaten Tuban), Ludruk Irama Budaya (Kota Surabaya), Ludruk Putra Jenggala (Kabupaten Kediri), Ludruk Gita Praja (Kabupaten Jombang), Ludruk Kartika Wijaya (Kabupaten Sidoarjo), Ludruk Wahyu Budaya (Kabupaten Lamongan), Ludruk Lerok Anyar (Kabupaten Malang), Ludruk Brawijaya (Kabupaten Mojokerto), Ludruk Jombang Jaya (Kabupaten Jombang) Ludruk Karisma Baru (Kota Surabaya), Ludruk Arbaya (Kota Surabaya),Ludruk Mbangun Trisno (kabupaten Lumajang), Ludruk Putra Persada (kabupaten Malang), Ludruk sanggar bharada Unesa (kota Surabaya), dan Ludruk Kendho kenceng (kota Malang). Kelompok tersebut membawakan ragam cerita yang menghibur sekaligus memuat pesan tentang kehidupan yang mendalam.
Kegiatan ini disambut antusias para penonton yang terus setia menikmati pertunjukan hingga berakhirnya acara. Jalan cerita dalam pementasan Ludruk dibawakan dengan baik oleh para seniman Ludruk. Selain itu tata panggung yang baik menambah larutnya audiens dalam gelaran festival Ludruk yang dihelat di gedung kesenian Cak durasim, taman Budaya Jawa Timur. Kegiatan semacam ini merupakan media persuasi bagi masyarakat untuk terus melestarikan ragam budaya indonesia khususnya yang dimiliki masyarakat jawa Timur. Kesenian Ludruk saat ini tergeser oleh beragam kesenian populer yang berasal dari luar negeri. Melalui kegiatan festival Ludruk, generasi muda diajak untuk mengenal kesenian Ludruk lebih dekat, sehingga timbul kesadaran untuk terus mencintai dan melestarikan budaya yang dimiliki. Kegiatan ini juga ditujukan sebagai bentuk apresiasi terhadap seniman Ludruk yang terus berjuang untuk melestarikan kesenian tradisional sebagai warisan budaya yang dimiliki bangsa ini.

kontributor: Subiantoro