Menelusuri Jejak Keragaman Seni Budaya Kampung Celaket

Kunjungan Jetrada 2018 - BPNB D.I. Yogyakarta di Kampung Multikultur Celaket, Kota Malang, Jawa Timur

0
1439
Menelusuri Kampung Celaket

Kota Malang, 5 April 2018 – Urutan pertama kunjungan Jejak Tradisi Budaya (Jetrada) 2018 – BPNB D.I. Yogyakarta ialah mengunjungi Kampung Multikultural Celaket pada Rabu, 4 April 2018. Secara administratif, Kampung Celaket berada di wilayah Kelurahan Saman, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Kampung Celaket merupakan salah satu kampung tua yang berada di wilayah Kota Malang dengan salah satu bukti arkeologisnya berupa lumpang batu atau menhir yang ada di kampung tersebut. Kampung ini dapat menjadi potret kampung multikultur karena jejak-jejak historis yang ada menunjukkan bahwa Celaket menjadi ajang kegiatan lintas budaya dari masa prasejarah sampai dengan berkembangnya agama Hindu, Nasrani, dan Islam. Nuansa kampung yang bercirikan gotong-royong, persaudaraan, toleran atas keragaman budaya dan keyakinan warganya menjadikan kampung ini menjadi kawasan heritage yang perlu mendapatkan prioritas dalam hal konservasi budaya dan ekologisnya.

Kunjungan peserta Jetrada 2018 di Kampung Multikultur Celaket. (Foto: Subiyantoro)

Dalam perkembangannya, Kampung Celaket konsisten menyelenggarakan even budaya yang berskala nasional maupun internasional. Salah satu even yang cukup mendapatkan perhatian dari masyarakat ialah diselenggarakannya International Celaket Cross Cultural Festival (ICCF). Festival ini mempertemukan keragaman corak budaya dan kesenian lokal dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Even bertaraf dunia ini tak lepas dari peranan Hanan Jalil, seorang pengusaha batik Celaket dan mantan jurnalis media masa sebagai inisiator kegiatan tersebut.

Perjalanan menyusuri jalan di Kampung Celaket dengan mural motif batik dari berbagai wilayah di Indonesia di kiri-kanannya. (Foto: Subiyantoro).

Pada tahun 2016 pertunjukan kesenian dan festival budaya tersebut digelar selama 4 hari penuh dengan menghadirkan seniman dari 17 negara dari berbagai benua. Acara ini juga diisi dengan penampilan seniman-seniman domestik seperti; Didik Nini Thowok, Sobari, Made Bandem, Kang Tatang, Sudjiwo Tedjo, Rieke Dyah Pitaloka dan lain sebagainya.

Aktivis penggerak budaya lainnya di Kampung Celaket yang turut mengembangkan kampung ini adalah Erton (Mbah Ton). Mbah Ton dapat dikatakan sebagai seniman “gudang ide” dalam membuat gambar dan mural bertemakan motif batik yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia yang menghiasi pagar, tembok, tiang listrik, tong sampah milik warga yang ada di Kampung Celaket. Gerakan seni yang dilakukan Mbah Ton mendapatkan angin segar karena didukung oleh generasi muda dan karang taruna serta warga masyarakat yang ada di Celaket. Hal ini tercermin dalam sistem pembiayaan dalam membuat mural yang berasal dari dana swadaya dari masyarakat.

Penampilan Tari Gandrung menyambut kehadiran para peserta Jetrada 2018. (Foto: Subiyantoro).

Kunjungan peserta Jetrada di Kampung Celaket diisi dengan berbagai aktivitas seperti pelatihan membatik, belajar tari Gadrung dan musik. Acara kunjungan di Kampung Celaket berlangsung sekitar 4 jam mulai dari pukul 08.00 s.d. 12.00 wib.

Teks dan foto: Subiyantoro