Macapatan Serat Kanjeng Kyai Suryaraja

0
2346

 

Suasana Macapatan Malem Jemuwah Legen di BPNB Yogyakarta

Yogyakarta, 21 Mei 2015 – Macapatan Malem Jemuwah Legen tanggal 21 Mei 2015 berlangsung di Pendapa Dalem Jayadipuran, Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta. Acara dimulai pada pukul 20.00 WIB diawali dengan sambutan selamat datang yang disampaikan oleh Drs. Sumardi, MM., selaku Kasubbag Tata Usaha, Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta. Dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa kegiatan macapatan ini bertujuan untuk nguri-uri atau melestarikan salah satu bentuk budaya Jawa yang didalamnya penuh dengan berbagai macam nilai-nilai budaya luhur yang masih bisa kita teladani sampai saat ini.

Pada macapatan kali ini dihadirkan narasumber Dra. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum. dari Jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Sedangkan para peserta yang hadir dalam macapatan kali ini berjumlah sekitar 150 orang, terdiri atas: generasi muda (siswa dan mahasiswa), instansi terkait, Paguyuban Macapatan dari Bantul, Klaten, Gunung Kidul, Sleman, Kota Yogyakarta dan Paguyuban Macapatan ”Anggara Kasih” dari Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta.

Peserta Macapatan

Teks yang dibaca dan dilantunkan dalam macapatan ini adalah bersumber dari naskah kuna Serat Kanjeng Kyai Suryaraja, yang naskah aslinya tersimpan di Kraton Yogyakarta. Teks diambilkan dari pupuh 1 Asmaradana yang terdiri atas 57 pada (bait), pupuh 2 Mijil 13 pada, pupuh 3 Megatruh 7 pada, dan pupuh 4 Sinom 30 pada.

Naskah kuna Serat Kanjeng Kyai Suryaraja merupakan salah satu serat pusaka yang dikeramatkan di Kraton Yogyakarta. Oleh karena itu serat ini tidak disimpan di Perpustakaan Kraton yang disebut Paheman Widyabudaya, tetapi ditempatkan di ruang pusaka yaitu di Dalem Prabayeksa. Naskah kuna ini ditulis pada tahun 1700 Jawa, dengan ditandai sengkalan purna linanging pandhita pandya bertepatan dengan tahun 1774 Masehi, pada masa pemerintahan Hamengku Buwana II. Naskah ini isinya menggambarkan tentang keadaan Kraton Yogyakarta pada waktu itu, diceritakan tentang keadaan di lingkungan kraton, termasuk intrik-intrik yang terjadi. Selain itu juga diceritakan tentang kehidupan di dalam lingkungan kraton, seperti tatacara berbusana, peraturan-peraturan dan sebagainya.[ps]