Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) BPNB D.I. Yogyakarta 2019

Mengenalkan dan Menyadarkan Generasi Muda Terhadap Sejarah dan Identitas Bangsa

0
1497
Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) BPNB D.I. Yogyakarta 2019

 

 

BPNB DIY, Juni 2019 – Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) digelar kembali untuk ke-20 kalinya sejak Tahun 1999 oleh Balai pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa yogyakarta (BPNB D.I. Yogyakarta). Kegiatan Lawatan yang dilakukan selama 19 kali sebelumnya menghasilkan generasi muda yang peduli terhadap sejarah bangsa ini dan berpikir kritis terhadap sejarah bangsa ini. Sebagian dari peserta lawatan sejarah sejak tahun 1999 tersebut telah melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, dan mendalami hal yang berkaitan dengan keilmuan sejarah. Di antara mereka juga banyak yang berkontribusi dalam menulis karya dalam bidang sejarah untuk menambah khazanah literasi sejarah bangsa ini, sekaligus menyadarkan generasi muda untuk merawat bangsa ini yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan budaya.

Para peserta dalam kegiatan ini akan mendapatkan pengalaman belajar sejarah dengan mengunjungi langsung objek lawatan dan mendiskusikannya dalam dinamika kelompok yang dijadwalkan oleh panitia. Dengan demikian, mereka belajar pentingnya fungsi sejarah yang di antaranya adalah memberi ruang bagi identitas, menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memberikan edukasi terkait ha[-hal kewarganegaraan, membantu dalam pengembangan intelektual warga negara atau pun pemimpinnya, serta memberikan pandangan masa lalu bagi para perumus kebijakan. Selain itu mereka juga belajar bahwa sejarah menjadi akar yang mencegah hilangnya budaya  di tengah gelombang dan arus globalisasi masa kini.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 (empat) hari, sejak tanggal 18 s.d 21 Juni 2019, dengan pusat kegiatan bertempat di UTC Hotel Semarang. Adapun tema lawatan sejarah daerah yang diselenggarakan oeh BPNB D.I. Yogyakarta Tahun 2019 yaitu “Generasi Penerus Merajut Simpul-Simpul Keindonesiaan”, dengan sub tema “Sejarah sebagai Pengungkit Inspirasi: Nasionalisme Masa Lalu, Kebangsaan masa kini Keindonesiaan Masa Depan”. Tema tersebut sangat penting untuk diangkat guna menggugah kesadaran generasi muda saat ini akan pentingnya persatuan dan kesatuan untuk kemajuan bangsa di masa yang akan datang berdasarkan refleksi sejarah masa lampau.

Kegiatan kali ini diikuti oleh 125 peserta dengan rincian pada tiap Provinsi terdiri dari 27 peserta siswa-siswi, 5 peserta guru dan 3 perwakilan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas Kebudayaan dari masing masing provinsi (Jawa tengah, DIY, dan Jawa Timur). Selama kegiatan lawatan sejarah  berlangsung, peserta melakukan observasi dan pencarian informasi melalui bantuan narasumber lokal di objek lawatan sejarah, kemudian dilanjutkan dengan berdiskusi terkait tema-tema saat ini yang relevan dengan masa lalu.  Peserta yang terpilih  berdasarkan penilaian narasumber akan mengikuti Lawatan Sejarah Nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Narasumber yang berkontribusi dalam kegiatan ini antara lain akademisi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang akan memberikan pembekalan, memandu, membimbing serta menilai peserta. Selain itu,  terdapat beberapa narasumber lokal di objek kunjungan yang siap memberikan informasi terkait objek kunjungan kepada para peserta.  Objek kunjungan kegiatan  lawatan sejarah kali ini meliputi area pertempuran 5 hari di Semarang yang terjadi tanggal 14 s.d. 19 Oktober 1945, seperti Lawang Sewu (eks Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij), Monumen Tugu Muda yang terletak di Taman Bojong (Kawasan Wilhemnia Plein), dan Museum mandala Bhakti (bekas gedung Road Van Justitie / Pengadilan Tinggi). Selain itu wilayah  Sam Po Kong  dengan Gedung Batunya yang mempersatukan Tionghoa Konghucu dan Muslim. Kawasan kota lama Semarang terutama area Gereja Blenduk, serta objek kunjungan lainnya.   Objek lawatan tersebut merupakan representasi sejarah lokal Semarang  dan sekitarnya yang membentuk simpul serta identitas ke Indonesiaan.

Harapan penyelenggara ditujukan kepada para peserta kegiatan ini agar dapat berperan aktif baik selama mengikuti kegiatan maupun setelah selesai untuk turut serta menjaga ketahanan nilai-nilai sejarah dan budaya lokal bangsa Indonesia. selain itu, pengalaman  dan nilai-nilai yang didapat dari kegiatan lawatan kali ini bisa bermanfat bagi peserta dalam membangun bangsa ini agar lebih baik dari sebelumnya.

 

Lestari Budayaku Lestari Negeriku,
Salam Budaya ?

kontributor: Indra
(bpw)