Kearifan Lokal Dalam Tradisi Nyadran Masyarakat Sekitar Situs Liangan

0
4942
Buku "Kearifan Lokal Dalam Tradisi Nyadran Masyarakat Sekitar Situs Liangan"

Ernawati Purwaningsih
Suwarno
Indra Fibiona

Buku yang berjudul “Kearifan Lokal Dalam Tradisi Nyadran Masyarakat Sekitar Situs Liangan” mengupas tentang upacara adat nyadran Tuk Tempurung yang dilakukan oleh warga masyarakat di sekitar situs Liangan, Temanggung. Situs Liangan menjadi terkenal sejak ditemukannya pada tahun 2008. Ritual adat nyadran telah dilaksanakan warga sejak dahulu hingga kini secara turun temurun. Tentu ada fungsi religi, sosial, budaya dan ekonomi dari pelaksanaan ritual tersebut dan hingga kini masyarakat tetap mempertahankannya.Situs Liangan yang berada di Dusun Liangan, Desa Purbosari, kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung merupakan penemuan peninggalan sejarah yang relatif baru, yaitu sejak tahun 2008. Penemuan situs Liangan membawa perhatian besar, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Masyarakat sekitar situs Liangan mempunyai beberapa tradisi nyadan, yaitu nyodran makam, merti dusun, sodran wiwit tandur, sodran tuk. Berkaitan dengan tradisi nyadran, terdapat kearifan lokal yang tidak disadari oleh masyarakat pemilik tradisi.

Nyadran tuk Tempurung di Dusun Liangan sudah dilakukan selama turun temurun, jauh sebelurn situs Liangan ditemukan. Penyelenggaraan nyadran tuk Tempurung yang semula dilakukan secara sederhana, setelah ditemukannya situs Liangan, kemudian dibuat lebih meriah oleh warga masyarakat sekitar situs Liangan. Sesaji yang semula dibuat oleh masing-masing keluarga, kemudian ditanggung secara kolektif tiap RT dengan menyediakan satu tumpeng besar. Lokasi penyeleriggaraan pun juga dipindah yang semula terpusat di balai desa beralih ke dekat tuk Tempurung (dekat situs liangan). Tradisi nyadran mengandung nilai kearifan kosmis hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan lingkungan. Tradisi nyadran yang bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur atas nkmat yang diterima, menjadikan manusia selalu ingat kepada Tuhannya. Peloksonaan tradisi nyadran dapat menjadi penyelaras kebutuhan lahir batin, menjadi perekat sosial lintas agama, etnis, sosial. Tradisi nyadran juga dapat meningkatkan solidaritas, kegotongroyongan, dan guyubrukun.

Selengkapnya: unduh Buku Digital