Jurnal Jantra Volume VI, No. 12 Desember 2011

0
2294

Jantra_VI-12_2011

Jurnal Jantra Volume VI, No. 12 Desember 2011

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenanNya Jantra Volume VI No. 12 Desember 2011 dapat hadir kembali di hadapan pembaca. Edisi Jantra kali ini memuat 13 (tiga belas) artikel di bawah tema Pendidikan Non Formal melalui Budaya.

Ketiga belas artikel ini masing-masing:1). Tulisan Sahid Teguh Widodo yang berjudul Etnohidrolika: Pendidikan Air dan Lingkungan Berbasis Budaya yang menguraikan tentang bagaimana masyarakat Jawa memelihara, merawat dan memanfaatkan air bagi kepentingan hidup bersama dengan pendekatan etnohidrolika. 2). Artikel yang berjudul Permainan Tradisional Sebagai Jembatan Pembentukan Karakter Bangsa yang ditulis oleh Sujarno. Ia menguraikan tentang nilai-nilai dari permainan tradisional, melalui permainan tradisional bisa membentuk kepribadian atau karakter dari anak itu sendiri. 3). Prepat Panakawan Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta Sebagai Media Pendidikan Moral, yang ditulis oleh Sunarto, disini diuraikan tentang sosok panakawan yang memiliki makna, dan makna tersebut merupakan bentuk ajaran (pendidikan) moral bagi manusia agar dapat menjalani hidupnya dengan selamat. 4). Tulisan Sindu Galba yang berjudul GotongRoyong sebagai Wahana Pendidikan Budaya Kasus Perehaban Musholla Masyarakat Dusun Klayu, menguraikan tentang nilai-nilai gotongroyong ternyata secara tidak langsung dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan budaya yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat yang bersangkutan. 5). I Nyoman Wijaya menulis tentang Membangun Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Multikulturalisme: Studi Kasus Multikulturalisme di Bali, yang menguraikan tentang bagaimana bisa mewujudkan masyarakat yang multikultural, maka diperlukan pendidikan multikultural yang dapat dilakukan dengan mengaplikasikan teori kekuasaan Michel Foucault. 6). Nilai-nilai Pembentukan Karakter Melalui Seni Pertunjukan Topeng yang ditulis oleh I Wayan Dana, ia menguraikan bahwa pembentukan karakter dalam seni pertunjukan Topeng Indramayu tersaji melalui ekspresi gerak, cerita, penokohan, musik, tembang, dan tata busana serta ucapan. Kesenian ini memiliki peran yang kuat dan terkandung nilai-nilai pendidikan yang mengajarkan seseorang bertingkah laku santun, saling menghormati, semangat dalam kehidupan bermasyarakat.

Selanjutnya di artikel ke 7). Tulisan Ilmi Albiladiyah yang berjudul Panakawan Dalam Pewayangan, menguraikan tentang panakawan yang bertugas antara lain mendidik, mengajar dan membimbing tuannya agar bertingkah laku dan berkarakter yang baik dan selalu di jalan yang lurus. 8). Rubingat menulis tentang bagaimana PAUD bisa dijadikan cara untuk mendidik anak lebih awal untuk bisa bersikap sopan santun dan berbudi pekerti, dan tulisan ini diberi judul Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Meningkatkan Sopan Santun Anak. 9). Titi Mumfangati menulis tentang beberapa nilai-nilai budi pekerti yang ada dalam Serat Nitipraja, dalam kaitannya dengan kehidupan masa sekarang, yaitu dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, uraian itu diberi judul Pendidikan Budi Pekerti Dalam Budaya Jawa Kajian Terhadap Serat Nitipraja. 10). Tulisan Siti Munawaroh yang berjudul Permainan Anak Tradisional Sebuah Model Pendidikan Dalam Budaya, yang menguraikan bahwa melalui permainan anak tradisional, anak-anak dapat menyerap nilai-nilai budaya tertentu yang dapat dijadikan sebagai pembentuk kepribadiannya. 11). Suratmin menulis tentang Membangun Budi Pekerti Luhur Dalam Perspektif Ajaran Jawa dan Islam, disini diuraikan tentang bagaimana menjadi seorang yang mempunyai budi pekerti luhur dengan menjadi keluarga yang harmonis dan berkualitas. 12)Tata Krama Sebuah Pembelajaran Nilai Budaya Jawa yang ditulis oleh Ambar Adrianto, menguraikan apakah untuk saat ini tata karma mampu bertahan hingga kini mengingat begitu hebatnya budaya global yang masuk memalui teknologi informasi. 13). Artikel yang berjudul Komunitas Tradisional Sebagai Jembatan Pembentukan Karakter Bangsa yang ditulis oleh Th. Ani Larasati yang menguraikan bahwa dengan berkesenian telah memberikan makna pada nilai-nilai hidup seperti ketaatan, religiusitas, kekeluargaan, gotongroyong, keharmonisan, kesabaran, keikhlasan, dan etos kerja, yang kemudian diteladani dan dilaksanakan oleh masyarakat setempat.

Dewan redaksi mengucapkan terima kasih kepada para mitra bestari yang telah bekerja keras membantu dalam penyempurnaan tulisan dari para penulis naskah sehingga Jantra edisi kali ini bisa terbit. Selamat membaca.

Redaksi Jantra

Selengkapnya download file pdf : Jantra_Vol._VI_No._12_Desember_2011