Jurnal Jantra Volume 10, No. 2, Desember 2015

0
3022
Jantra Vol.10 No. 2, desember 2015

 

Puji syukur kami  panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenanNya  JantraVolume 10, No. 2, Desember 2015 dapat hadir kembali di hadapan pembaca. Edisi Jantra kali ini memuat 10 (sepuluh) artikel di bawah tema “Dongeng Nusantara sebagai Sumber Pendidikan Karakter” ini dipandang penting karena Indonesia memiliki aneka budaya daerah yang di dalamnya termasuk berbagai dongeng dari setiap daerah.

Adapun ke sepuluh artikel ini yaitu: 1). “Eksistensi Tula-tula bagi Masyarakat Wakatobi: Salah Satu Sumber Pendidikan Karakter,” tulisan Abdul Asis menguraikan nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam cerita, berupa: (a) kejujuran, (b) kesabaran, dan (c) tolong-menolong. Ketiga hal tersebut masih dipandang sebagai pedoman hidup oleh sebagian besar masyarakat Wakatobi dalam rangka membangun insan yang berkualitas, berkarakter, dan berakhlak mulia, meskipun dalam cerita disampaikan secara kontradiktif. 2). “Cerita Rakyat sebagai Media Pendidikan Karakter. Sebuah Upaya Pembacaan Reflektif,” tulisan Hezti Insriani menguraikan bahwa cerita rakyat dapat menjadi media pendidikan karakter melalui pembacaan secara reflektif alas transkripsi cerita yang ada. 3). “Cerita Rakyat Makassar sebagai Media Pembentukan Karakter,” tulisan Rahmawati menguraikan tokoh dalam dua cerita rakyat Makassar ada yang berkarakter baik dan ada pula yang buruk. Karakter balk yang dimiliki oleh tokoh-tokoh cerita antara lain pekaja keras, optimis, kreatif, ulet, dermawan, pantang menyerah. Karakter buruk yang dimiliki tokoh cerita adalah kikir 4) “Fungsi Legenda Asal Mula Rumah Baluq pada Masyarakat Dayak Bidayuh di Kalimantan Barat,” tulisan Bambang H. Suta Purwana menguraikan legenda asal mula rumah Baluq memiliki fungsi panting dalam kehidupan orang Dayak Bidayuh yakni memberikan dasar konstruksi simbol identitas dan persatuan orang Dayak Bidayuh. 5). “Dongeng dan Radio (Pendidikan Karakter dalam Dongeng Nusantara di Radio SPFM Makassar),” tulisan Christiany Juditha menguraikan bahwa dari tiga dongeng Nusantara yang diteliti yaitu “Mentiko Betuah” (Aceh), “Legenda Danau Lipan” (Kalimantan Timur) dan “Watuwe si Buaya Ajaib” (Papua) kesemuanya mengandung unsur-unsur pendidikan karakter, antara lain kejujuran, ketangguhan, peduli, bertanggungjawab, suka menolong dan menghargai sesama. 6). “Nilai nilai Ajaran dalam Dongeng Ki Ageng Paker,” tulisan Endah Susilantini menguraikan ajaran moral yang mewarnai kebudayaan Jawa. 7). “Nilai-nilai Moral dalam Dongeng Kacamata Sang Singa (Les Lunettes du Lion),” tulisan Th. Esti Wuryansari menguraikan karakter tokoh Singa menjadi cermin tentang keteladanan seorang pemimpin yang balk. Sifat keteladanan seorang pemimpin yang dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia. 8). “Dongeng sebagai Sarana Pembangunan Karakter dalam Bermedia,” tulisan Riza Adrian Soedardi menguraikan bahwa dongeng mampu menjadi altematif pembangun karakter bermedia. 9). “Pip Tupai, Janji Pangeran, Dodot, Wak Nasar dan Sampala (Dongeng Pendidikan Karakter),” tulisan Mudjijono menguraikan Saat terjadinya dongeng sebenarnya juga mempakan suatu proses pembelajaran pada anak, antara lain pengenalan bumf, kata, kalimat, dan at dui tiap-tiap ucapan yang diutarakan olch sang pembawa dongeng. 10). “Nilai Moral di Balik Dongeng “Pedanda Baka tulisan Sri Supriyatini menguraikan makna nilai moral yang terdapat dalam dongeng Pedanda Baka serta fungsi cerita dalam konteks masa kini.

Dewan Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para mitra bestari yang telah bekerja keras membantu dalam penyempurnaan tulisan dari para penulis naskah sehingga Jantra edisi kali ini bisa terbit.

Selamat membaca.

Selengkapnya :Jantra Volume 10 No. 2,  Desember 2015